Professor Ahli Membran Indonesia Ciptakan Alat Penyaring Asap

Professor Ahli Membran Indonesia Ciptakan Alat Penyaring Asap
info gambar utama
Kasus kebarakan lahan gambut yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan membuat banyak pihak bersimpati. Tidak cukup dengan menggalang bantuan sosial namun juga berusaha untuk mencari solusi untuk permasalahan. Salah satunya adalah menyediakan teknologi saring asap yang lebih mutakhir seperti yang dilakukan Professor Ahli Membran asal Bali ini. Pakar membran kelas dunia Prof Dr. I Gede Wenten ciptakan alat baru penyaring Asap. Selama ini teknologi membran yang Wenten ciptakan sudah dikenal dengan beberapa paten untuk menyaring air, baik limbah, maupun untuk industri bir. Kemarin, 22 Oktober 2015, inovasi terbarunya untuk penyaring Asap di demontrasikan secara pribadi pada aktivis sosial dari Universitas Indonesia, Imam Prasodjo. Masker teknologi penyaringan asap ini menggunakan lapisan polimer super tipis dengan besaran lubang pori hanya 50 nanometer. Tehnik membuat membran setipis ini tak bisa dilakukan banyak orang karena harus menggunakan teknologi nano. Dan Wenten sudah berhasil membuatnya untuk digunakan membantu masyarakat di Sumatera dan Kalimantan yang kini sedang berjuang menghadapi asap kebakaran lahan gambut.
Illustrasi: Masker n-95 Illustrasi: Masker n-95

"Untuk mudahnya, barang kali, alat ini kita namai saja FRESH-ON 2015," kata Imam dalam tulisannya yang tersebar di Media Sosial Jumat pagi ini. "Fresh" bermakna segar, "On" dapat bermakna hidup, atau juga nama kandungan dalam udara: Oksigen dan Nitrogen. Bahkan ada juga yang menyebutnya sebagai "Alat Pembersih Udara Ultra Modern." Mengapa Ultra Modern, karena membran yang berfungsi sebagai alat penyaringnya memang benar benar produk teknologi terbaru, berpori super kecil yaitu 50 nanometer. "Saya tak ragu dengan kepiawaian Prof. Wenten dalam memberi solusi teknologi di tengah bangsa yang mengalami krisis bencana asap ini. Kiranya dialah orang yang tepat untuk urusan ini," ujar Imam Prasojo. Prof. Wenten pada Jumat (23/10/2015) yang lalu diundang untuk menjelaskan temuan terbarunya itu dalam Rapat Kordinasi dengan Menko Polkam yang dimpimpin Luhut Binsar Pandjaitan. "Ya saya diminta menjelaskan penerapannya untuk penanggulanagn asap buat masyarakat. Tapi aplikasinya bisa juga untuk masyarakat kota seperti Jakarta," ujarnya. Semoga alat ini bisa banyak membantu saudara-saudara kita yang terpapar asap. Terima kasih prof. Gatranews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini