LIPI Kirim Inventor-Inventor Muda Indonesia ke Taiwan

LIPI Kirim Inventor-Inventor Muda Indonesia ke Taiwan
info gambar utama
Para inventor-inventor muda dari Indonesia mendapat kesempatan untuk bersaing dalam skala Internasional. Berkat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mengirimkan tujuh karya invensi dari sembilan pelajar pemenang ajang National Young Inventor Awards (NYIA) tahun 2014 dan 2015. Mereka diikutkan ke ajang bergengsi International Exhibition for Young Inventors (IEYI) Ke-11 yang diselenggarakan di Taiwan. Ketujuh invensi karya terbaik anak bangsa ini akan bertarung dengan ratusan invensi dari negara-negara lain untuk menjadi yang terbaik pada 15 hingga 20 November 2015. Berikut adalah tujuh karya invensi dari ilmuwan muda yang bersaing dalam ajang IEYI
  1. LENS_RG: Contact Lens for Helping Affected of Colorblinds karya dari Syarif Muhammad Nur Taufiq (Pemenang 1 NYIA 2014).
  2. Portable Echolocation System Belt With Vibration and Sound Output as A Travel Aid for The Blind People karya dari Hanif Faalih Wienico Kusuma (Pemenang 2 NYIA 2014). Kedua karya ini akan berkompetisi dalam kategori Technology for Special Needs.

ASYVO Tech Home, salah satu invensi yang berangkat ke Taiwan (Foto: Sindonews) ASYVO Tech Home, salah satu invensi yang berangkat ke Taiwan (Foto: Sindonews)

Sedangkan, karya lima karya lainnya yang akan berkompetisi dalam kategori Green Technology adalah
  1. ASYVO Tech Home (Android System and Voice Recognition) Technology Home karya dari Yusril Anwar dan Dyhan Ramadhan (Pemenang 3 NYIA 2014)
  2. Jingkaton karya dari Baskara (Pemenang NYIA 2014 dan Finalis NYIA 2015)
  3. AS-SHUR: Air Cleaning Robot karya dari Bayu Aji Setyawan dan Galih Yuli Dwiatmaja (Pemenang 1 NYIA 2015)
  4. Water Visibility Detector dari Dimar Arfiantino (Pemenang 2 NYIA 2015)
  5. Tin Sand Separator Tool karya dari Fuja Clara Bestari (Pemenang 3 NYIA 2015).
Kepala LIPI, Prof. Dr. Iskandar Zulkarnain berpesan kepada para pelajar yang berkompetisi di Taiwan agar memanfaatkan kesempatan berharga ini untuk menambah pengalaman dengan melihat bagaimana rekan-rekan negara lain menampilkan hasil karya mereka. “Ini pengalaman pertama internasional kalian sekaligus merupakan tantangan dan pembelajaran yang baru untuk berproses secara terbuka,” kata Iskandar. Menurut Iskandar, kalah atau menang itu bukan hal yang utama, “Terpenting adalah menarik capaian peluang baru yang diperoleh dan menunjukkan bahwa Indonesia itu mampu berprestasi dalam bidang iptek,” imbuhnya. Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas LIPI sekaligus Ketua Rombongan Delegasi Indonesia Nur Tri Aries Suestiningtyas, M.A. menjelaskan, LIPI akan terus mendorong dan mengkomunikasikan karya-karya terbaik anak bangsa. Sehingga karya ini bukan saja menjadi terapresiasi namun juga dapat diimplementasikan secara nyata. “Prinsip dasarnya adalah iptek itu universal di mana mampu mengkomunikasikan hasil karya yang ditemukan ke pihak yang lain,” ujar Nur. Nur menekankan, Indonesia memiliki jumlah generasi muda yang sedang mengalami surplus, hanya saja belum semua generasi muda mengarahkan minatnya pada aktifitas yang produktif. Sehingga perubahan harus dilakukan demi kemajuan bangsa. “Tonggaknya berada pada para generasi muda untuk memajukan iptek,” katanya. Sebagai informasi, para pelajar Indonesia yang berkompetisi pada IEYI Taiwan didampingi oleh enam orang delegasi dari LIPI. Tidak hanya berkompetisi, para pelajar pada kesempatan tersebut juga akan turut memperkenalkan budaya dan permainan tradisional Indonesia dengan mengikuti ajang Folkgame and Traditional Toys Festival di Taiwan. Untuk IEYI kali ini, tuan rumah penyelenggaraan acara dilakukan oleh National Taiwan Normal University (NTNU). lipi.go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini