Menjelajah Candi Borobudur di Saat PSBB

Menjelajah Candi Borobudur di Saat PSBB
info gambar utama

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) resmi diberlakukan di DKI Jakarta mulai hari ini, Jumat (10/4). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 33 Tahun 2020, tentang pelaksanaan PSBB dalam rangka mencegah semakin meluasnya penularan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.

Peraturan gubernur tersebut mengatur berbagai kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan masyarakat selama masa PSBB ini. Masyarakat diharapkan bekerja sama dengan cara mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.

Berkaitan dengan pemberlakuan PSBB, mungkin sebagian dari Kawan GNFI sudah ada yang merasa bosan hanya beraktivitas di rumah saja. Bahkan, ada juga sebagian Kawan GNFI yang sudah melakukan karantina mandiri bukan saja dimulai dari hari ini. Namun, sejak dua pekan lalu, saat pemerintah mengimbau agar masyarakat menjaga jarak sosial (social distancing).

Untuk mengatasi kebosanan tersebut, GNFI akan memberikan informasi kepada kawan-kawan, agar tetap bisa berwisata sejarah dan budaya, meskipun tidak boleh ke mana-mana atau sedang di rumah saja.

Kawan GNFI pasti sudah pernah mendengar tentang Candi Borodudur?

Ya, Borobudur merupakan komplek candi terbesar yang ada di dunia. Lokasinya berada di kota Magelang, Jawa Tengah, jika dari Yogyakarta, Kawan GNFI hanya butuh waktu 1 jam untuk sampai ke sana.

Oleh Badan PBB tentang Pendidikan, Sains, dan Budaya (UNESCO), kompleks percandian bercorak agama Buddha itu sudah ditetapkan menjadi situs warisan budaya dunia. Selain itu, Candi Borobudur juga pernah dinobatkan menjadi salah satu dari tujuh keajaiban yang ada di dunia.

Bila menilik sejarahnya, Borobudur dibangun oleh penganut agama Budha Mahayana, sekitar tahun 800-an Masehi. Saat itu, pembangunan Borobudur diperintahkan langsung oleh Wangsa Syailendra. Dinasti yang menguasai Kerajaan Mataram Kuno pada waktu itu.

Nah, di tengah situasi pembatasan sosial berskala besar sekarang ini. Tim GNFI akan mengajak kawan-kawan yang sedang berada di rumah, untuk berwisata sejarah ke Candi Borobudur dengan cara yang lain. Yaitu, berwisata secara virtual.

Penasaran bagaimana caranya?

Berikut ini GNFI akan memberikan referensi laman situs yang menyajikan lanskap dan keindahan relief-relief di Candi Borobudur yang bisa dinikmati secara virtual.

Di situs ini, kawan-kawan bisa melihat kemegahan dan keindahan Candi Borobudur melalui karya digital yang beresolusi tinggi. Kawan GNFI tinggal duduk di depan layar monitor dan menggerakan mouse untuk melihat ke sekitar candi dan memilih titik mana yang kawan-kawan ingin jadikan sudut pandang.

Lanskap Candi Borobudur dari Artsandculture.google.com
info gambar

Keunikan lain jika kawan-kawan berkunjung ke laman Google Cultural Institute, Kawan GNFI tidak hanya bisa menjelajah Candi Borobudur saja. Namun, juga bisa menikmati ratusan ribu karya seni yang sudah terdokumentasi serta jutaan foto, video, dan beragam dokumen seni lainnya.

Dokumentasi karya seni lainnya yang bisa dijelajahi melalui artsandculture.google.com
info gambar

Selain Google Cultural Institute, ada juga situs yang disediakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, untuk menjelajahi situs penting bagi umat agama Buddha itu. Kawan GNFI bisa mengunjungi laman situs Borobudurvirtual.id. Di sana kawan-kawan akan diajak menjelajah ke setiap sudut Borobudur.

Tangkapan layar laman muka situs Borobudurvirtual.id
info gambar

Ada beberapa fitur menarik dalam situs ini, yaitu:

3D Point Cloud: dalam fitur ini kawan-kawan diajak mengeksplorasi Candi Borobudur dalam format tiga dimensi (3D).

https://borobudurvirtual.id/3d-point-tour/
info gambar

360 Virtual Tour: fitur ini menampilkan seluruh bagian Candi Borobudur secara virtual dalam gambar 360 derajat. Melalui fitur ini kawan-kawan bisa menjelajah seluruh bagian candi mulai dari halaman, undag, lorong 1-4, plateau, hingga teras 1-3.

https://borobudurvirtual.id/virtual-tour/
info gambar

Borobudurpedia: fitur ini menyajikan informasi yang lengkap tentang Candi Borobudur. Di fitur ini terdapat empat pilihan, yakni ensiklopedia, galeri, video, dan e-book. Jadi kalau Kawan GNFI ingin mengetahui berbagai hal tentang Candi Borobudur. Kawan-kawan bisa mengunjungi laman fitur ini.

https://borobudurvirtual.id/borobudurpedia/
info gambar

Jataka: Fitur ini mengajak Kawan GNFI untuk mengeksplorasi relief-relief yang ada pada dinding Candi Borobudur. Jataka merupakan kumpulan cerita tentang kehidupan Sang Buddha ketika masih berwujud hewan, sebelum menitis menjadi seorang Siddharta Gautama. Di Indonesia cerita Jataka tidak ditemukan dalam bentuk tekstual. Namun, dalam relief Candi Borobudur, terdapat berbagai ilustrasi yang menceritakannya.

https://borobudurvirtual.id/jataka/
info gambar

Selain bisa dikunjungi dalam situs borobudurvirtual.id, beragam pengetahuan yang ada dalam fitur Jataka juga bisa di unduh melalui aplikasi untuk gawai berbasis sistem operasi Android.

Selain dua situs web tadi, situs lain yang menyediakan petualangan virtual di Candi Borobudur adalah 360Indonesia.id. Dalam situs ini Kawan GNFI akan diajak menjelajah ke sudut-sudut Candi Borobudur melalui foto dan video 360 derajat dengan aplikasi virtual reality.

https://360indonesia.id/borobudur/
info gambar

Selain Candi Borobudur, di situs ini juga menyajikan lanskap lokasi-lokasi lainnya dengan foto dan video 360 derajat yang berkualitas tinggi.

https://360indonesia.id/
info gambar

Nah, melalui situs-situs yang sudah disebutkan, Kawan GNFI bisa tetap menjelajah dan menambah ilmu pengetahuan walau hanya di rumah saja. Melalui cara itu, mungkin bisa sedikit menghilangkan rasa bosan dan jenuh dengan kegiatan yang positif. Selamat menjelajah ya, Kawan.

Sumber: https://artsandculture.google.com/ | Borobudurvirtual.id | https://360indonesia.id/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini