17 Agustus 2031

17 Agustus 2031
info gambar utama

Makassar, 15 Agustus 2031

"Tinggi juga gedung ini" pikir saya. Meski Archipelagic Tower ini bukan gedung tertinggi di Makassar, tapi tetap saja lift ini membawaku naik ke lantai 64 cukup lama. Archipelagic Tower adalah gedung tertinggi ke 3 di Makassar dengan total 70 lantai, dan baru saja diresmikan 2 bulan lalu. Gedung tertinggi di Makassar masih tetap Unity Building dengan 88 lantai, diikuti Phinisi Tower 80 lantai. Dua puluh tahun lalu Makassar adalah kota yang kurang teratur, terkesan kumuh dengan lalu lintas padat. Namun sejak ditetapkan menjadi ibukota Indonesia pada 2020, Makassar dengan sangat cepat berkembang dengan menjadi kota terbesar ke dua setelah Jakarta. Unity Tower dibangun oleh konsorsium pengusaha nasional pada tahun 2019, dan merupakan gedung tertinggi di Indonesia, dengan view Teluk Makassar yang sangat menggoda.

Caption (Sumber Gambar)

Saya sengaja datang ke Archipelagic Tower ini karena undangan seorang teman yang sudah lama menetap di Makassar. Hari itu adalah penyematan penghargaan astronot-astornot Indonesia yang sukses meluncurkan satelit antariksa Indonesia dari Pusat Peluncuran Satelit (PPS) Frans Kaiseipo di Biak. Peluncuran pada tahun itu cukup istimewa karena adalah peluncuran pertama pesawat luar angkasa dari daerah tropis, selain itu juga merupakan negara Asia Tenggara pertama yang mampu mengirim manusia ke luar angkasa dengan kemampuan dan teknologi sendiri.

Saya sempat bertemu dan bersalaman dengan ke-5 astronot, satu dari Aceh, 1 dari Jogja, 1 dari Bali, 1 dari Papua, dan 1 dari Bengkulu. Kombinasi nusantara yang hebat. Mereka akan kembali mengorbit ke luar angkasa pada 2034 dalam proyek bersama dengan badan antariksa Jepang.

Jakarta, 16 Agustus 2031

Pesawat Garuda Indonesia mendarat dengan mulus di Terminal 4 Bandara Soekarno Hatta Jakarta yang megah. Saya sengaja tidak langsung mengambil airport train, saya ingin menikmati bandara yang baru diresmikan bulan lalu ini. "Tentu biaya pembangunannya selangit" pikirku. Tapi tentu sepadan dengan hasil yang mantap, dan rasanya tidak salah Garuda Indonesia memilih terminal baru ini, karena selain besar dan nyaman, terminal ini bisa mengakomodasi jumlah penumpang yang besar. Tiga tahun lalu, Garuda Indonesia masuk sebagai salah satu dari lima maskapai dengan pendapatan tertinggi di dunia, dibawah Delta, Cathay, Turkish Airlines, dan Singapore Airlines. Dari tempat saya berdiri saya bisa melihat pesawat pesawat berbadan lebar mendarat dan lepas landas dari bandara ini, bandara terbesar ke 4 di dunia.

Caption (Sumber Gambar)

Saya mengambil kereta yang akan membawa saya ke pusat kota Jakarta. Keluar dari area bandara, terlihatlah gedung gedung tinggi menjulang, begitu banyak. Kota ini saya kunjungi pertama kali 34 tahun lalu ketika saya bekerja di salah satu perusahaan yang berlokasi di Jalan Sudirman. Jalan itu saat ini sudah seperti Manhattan yang penuh dengan gedung gedung tinggi, dengan tempat yang seperti Time Square tepat di bundaran HI. Saya melihat Pertamina Tower dan Jakarta Tower di kejauhan,"Gedung yang indah" pikirku. Kemacetan masih merajalela, namun saya juga melihat sudah banyak sekali monorel, MRT, cable car yang mulai dibangun dengan tergesa-gesa di tahun 2020. Cukup ampuh mengurangi kemacetan, meski saya lihat kemacetan sungguh parah seberang sana. Dengan pertumbuhan rata2 8% setiap tahun sejak 2022, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia juga sangat terasa. Terlihat dengan jelas mobil-mobil baru dan cukup mewah lalu lalang dengan isinya pasangan muda, juga terlihat di area area parkir, mobil-mobil keluaran terbaru juga memenuhi pandangan saya. Jakarta sendiri adalah kota yang tetap sangat padat, namun jauh lebih teratur dan bersih dibanding 20 tahun lalu.

Sebenarnya saya hanya transit di Jakarta, dan saya ingin melanjutkan perjalanan saya ke kampung halaman, Yogyakarta. Saya ingin merayakan peringatan 86 tahun kemerdekaan Indonesia di kampung halaman saya, bersama dengan teman2 saya semasa kecil.

Begitu sampai ke Gambir, kuambil kereta cepat tujuan Jogja, yang hanya memakan waktu 3 jam.

Yogyakarta, 17 Agustus 2031

Perlahan mendung yang menyelimuti puncak Merapi memudar dan pergi, tergantikan sinar benderang matahari pagi. Di lapangan sepakbola Wonosalam di Kecamatan Ngaglik, Sleman inilah, dari tahun 1982-1988 setiap senin dan hari nasional saya berdiri berpanas panas, melakukan upacara bendera. SD Inpres Klidon, SD saya dulu masih berdiri dengan megah.

Di tempat inilah saya belajar mencintai negeri, di tempat inilah saya memahami bagaimana orang orang di desa saya begitu tegar menghadapi kenyataan hidup, di desa inilah setiap lelaki pergi ke sawah setiap pagi dan pulang petang hari, untuk menghidupi keluarganya. Di desa inilah, saya faham bahwa tak satupun dari mereka mengeluh. Di desa inilah...setiap hati tertaut. Di desa inilah, merah putih, Garuda Pancasila, UUD 45, adalah harta yang sangat berharga.

Menit menit yang saya nantikan datang juga, pengibaran bendera dwi warna, sang merah putih. "Tempat ini begitu sempurna untukmu, wahai Merah Putih"kataku dalam hati. Butir demi butir airmataku menetes bebas ke pipiku, kubiarkan jatuh menetes ke bumi. Cintaku padamu, Indonesiaku..tak bisa terukur dengan airmataku.

Selamat ulang tahun, Ibu Pertiwi.

Written for Good News From Indonesia by Akhyari Hananto

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini