Film kita...wajah kita

Film kita...wajah kita
info gambar utama

Pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan bersinergi untuk terus merealisasikan potensi perfilman di Indonesia. Dua kementerian tersebut akan bekerja sama dengan insan perfilman nasional untuk membawa perfilman Indonesia menjadi industri mandiri, mampu menciptakan nilai tambah secara ekonomi tetapi tetap dapat menjaga nilai-nilai sosial dan budaya Indonesia, serta menjaga kelestarian lingkungan Indonesia. Industri film di Indonesia menghadapi sejumlah permasalahan yang cukup kompleks. Beberapa hal tersebut adalah kurangnya jumlah bioskop, belum adanya tata edar, belum adanya aturan pertunjukan film, serta belum adanya sistem informasi jumlah penonton film. Industri perfilman nasional juga masih membutuhkan banyak sumber daya perfilman yang berkualitas, diantaranya seperti penulis skenario, sutradara, pemain film, dan pelaku film lainnya.

Beberapa program untuk memajukan perfilman di Indonesia akan terus dilakukan. Di antaranya adalah upaya perbaikan fasilitas serta pemberdayaan dan peningkatan kualitas film Indonesia. Akan diadakan juga bioskop keliling di daerah yang memiliki jumlah bioskop terbatas. Selama ini kurangnya jumlah bioskop berkorelasi langsung dengan jumlah penonton film. Pemerintah juga berencana memberikan subsidi untuk membantu produksi film pilihan nasional, terutama film yang diproduksi sineas pemula yang masih belum memiliki investor tetapi memiliki kualitas yang baik.

Pemerintah ke depan juga akan membentuk Badan Perfilman Indonesia (BPI) untuk mengatur dunia perfilman di Indonesia dengan melibatkan pemangku kepentingan bidang perfilman. Saat ini tengah diadakan kajian, diskusi dan Focus Group Discussion untuk persiapan pembentukannya dengan melibatkan seluruh stakeholders perfilman.

Proses persiapan pembentukan BPI diharapkan rampung pada Agustus mendatang yang ditandai dengan penyelenggaraan Munas Perfilman. Badan Perfilman Indonesia diharapkan mendukung film sebagai salah satu industri strategis dengan melakukan promosi dan apresiasi film, penelitian dan pengembangan berbagai aspek film, serta pengembangan kapasitas manajemen produksi film.

Produksi film Indonesia terus meningkat dan menunjukan reaksi pasar yang positif. Sekira sepertiga film yang ditayangkan saat ini adalah film lokal. Dari jumlah film Indonesia yang diproduksi ada 88 film tahun 2011 dan 77 film pada di 2010. Akan tetapi, berdasarkan data Kemenparekraf jumlah film Indonesia yang dihasilkan setiap tahunnya sejak tahun 2008-2011 cenderung menurun dimana tercatat pada 2011 adalah 82 judul, sedangkan tahun 2008 sempat mencapai 87 judul.

Sementara itu, terjadi peningkatan jumlah penonton dimana tahun 2010 jumlah keseluruhan penonton film nasional mencapai 46 juta, meningkat menjadi 62 juta penonton di tahun 2011. Akan tetapi, jumlah tersebut masih jauh dari maksimal mengingat jangkauan penonton film Indonesia relatif rendah dengan frekuensi menonton perkapita hanyalah 0,24. Lebih rendah jika dibandingkan dengan Jepang yang mencapai 1,49 atau India yang sebanyak 2,72.

Saat ini jumlah penonton film Indonesia rekor tertinggi masih diraih film “Laskar Pelangi” dengan jumlah penonton 4,1 juta dan film “Ayat-Ayat Cinta” sebanyak 3,6 juta penonton. Yang membanggakan, baru-baru ini sebuah film Indonesia berjudul"The Raid" diputar serentak di beberapa negara, yaitu:  Kanada, Inggris, Australia, Perancis, Jerman, Jepang dan Turki.  "The Raid" secara tidak langsung memperkenalkan bela diri asli Indonesia yaitu pencak silat kepada masyarakat internasional. Film tersebut dibeli dan ditayangkan oleh Sony Pictures Worldwide Acquisition. Temukan sumber informasi sejenis di laman.

https://www.parekraf.go.id/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini