Aborigin? Kita Lebih Dulu

Aborigin? Kita Lebih Dulu
info gambar utama

Saya tidak tahu kenapa negara-negara barat lebih suka menggunakan kata “discover”, dan bukan “arrived” kalau sampai di suatu tempat yang baru kala mereka bertualang. Dan kenapa hanya bangsa barat yang “berhak menemukan” , padahal bangsa-bangsa lain, seperti China dan bahkan Indonesia pada masa lampau telah menjadi penjelajah-penjalajah samudera, jauh sebelum bangsa barat mengenal kompas.

Gambar perahu Bugis karya bangsa Aborigin (sumber www.dfat.gov.au)

Sejarah mencatat bahwa Suku Bugis sudah lama berinteraksi dengan kaum Aborigin Australia 1000 tahun sebelum Willem Jansz/Janszoon, pelaut Belanda, “menemukan” Australia pada 1606. Suku Bugis lah yang pertama kali berinteraksi dengan suku Aborigin Australia dan mentransfer kearifan lokalnya berupa teknologi kelautan, sehingga kaum Aborigin memiliki kemampuan membuat perahu sederhana dan melaut untuk mencari ikan. Konon, pada saat itu di bagian utara benua Australia terdapat kampung Bugis, jadi secara historis dan budaya mestinya Benua Australia itu merupakan bagian dari Negara Indonesia hahahaha.

Lukisan perahu Makasar di atas batu menunjukkan adanya hubungan dengan Indonesia (www.dfat.gov.au)

Jadi kalo misalnya sifat bangsa Indonesia seperti bangsa barat yang mengartikan datang adalah menemukan, berarti yang menemukan Australia bukanlah bangsa barat, tetapi bangsa Indonesia.

Wallahua'lam

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini