Semangat Pemuda Surabaya Berkomunitas

Semangat Pemuda Surabaya Berkomunitas
info gambar utama

Kemarin saya mendapat kesempatan lagi untuk hadir di acara kumpul-kumpul berbagai macam komunitas di Surabaya. Bertempat di markas Start Surabaya, Forward Factory. Sebuah wadah kerja kolaboratif atau co-working untuk para startuper muda Surabaya untuk mengembangkan bisnis teknologinya. Acara yang berkonsep talkshow dan sharing ringan dengan tema "mengapa harus berkomunitas?" Pertanyaan inilah yang menarik perhatian saya untuk hadir.

Menjawab mengapa harus berkomunitas, membawa saya harus kembali ke masa-masa pertama kali saya mengenal sebuah komunitas maya. Saat itu saya adalah pengemar permainan internet dan cenderung addict. Namun untuk permainan yang satu ini saya menjadi addict karena mempercayai sebuah tujuan. Bahwa ternyata dengan bermain permainan internet saya bisa membawa nama Indonesia sampai ke dunia Internasional. Sebab saat itu kami dalam komunitas eRepublik Indonesia mampu 'memperluas' wilayah eIndonesia hingga sampai lima benua. Sesuatu yang mungkin terlalu berlebihan jika terjadi di dunia nyata bukan? Tapi tetap kebanggaan itu rasanya tidak pernah menghilang.

Beranjak dari dunia maya, ternyata semangat berkomunitas rasanya terus mengalir ketika saya mulai mengenal komunitas-komunitas sosial yang mengajak saya melihat bagaimana pemuda-pemudi di Surabaya ternyata tidaklah semuanya apatis. Bahwa mereka memiliki sebuah optimisme yang kuat untuk membuat perubahan meskipun hanya melakukan hal yang sederhana. Meskipun terlihat remeh namun bila dilakukan secara terus menerus pasti akan memberikan dampak.

Kembali pada sharing ringan kemarin, di akhir acara saya mencatat satu kalimat penting yang di ucapkan oleh mbak Shinta dari perwakilan GNFI, bahwa "sebuah pesan optimisme tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kolaborasi."

Kata-kata ini saya coba untuk terus mematrinya dalam benak, betapa tidak. Saya atau bahkan kita seharusnya menyadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang terbangun dari sebuah komunitas-komunitas kecil dan dengan berdiri karena kolaborasi serta inisitatif yang besar.

Dahulu mungkin kita mengenal istilah gotong royong yang mungkin tidak lagi populer digenerasi milenial yang lebih mengenal istilah kolaborasi. Terdengar lebih keren tapi mungkin esensinya sama, bahwa silaturahim dan saling membantu tetap menjadi tulang utamanya dengan komunitas sebagai sendinya.

Bonus demografi sepertinya mulai mempengaruhi arus perkembangan komunitas hampir di seluruh Indonesia. Dibarengi dengan keefektifan media sosial sebagai medium publisitas yang masif. Berdampak pada bermunculannya komunitas-komunitas baru yang mewadahi para generasi milenial untuk lebih bisa produktif dan aktif.

 Audiens Kenapa Harus Berkomunitas

Acara yang diadakan oleh Ziliun kemarin, yang dihadiri beberapa komunitas di Surabaya seperti Surabaya Youth Carnival (SYC), AIESEC Surabaya, Srikandi Project dan banyak lagi lainnya sebenarnya kembali membuat saya optimis bahwa pemuda-pemuda di Indonesia, khususnya Surabaya tetap memiliki semangat untuk membawa Indonesia lebih baik melalui kolaborasi-kolaborasi komunitas. Jelas bukan hanya sekedar angan, tapi juga aksi yang nyata dengan berkontribusi. (bvdr)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini