Pusing dari Kelok 9 hingga 44

Pusing dari Kelok 9 hingga 44
info gambar utama
by Wira Nurmansyah | @wiranurmansyah Saya tak bisa membayangkan bagaimana Bukit Barisan bisa membentang dari ujung utara Sumatera di Aceh, hingga ujung selatan di Lampung. Saya cuma bisa merasakan mual ketika melewati jalan lintas sumatera ini yang sudah pasti naik-turun-berliku. Pegunungan yang membujur 1600 km di sepanjang sumatera ini seakan menjadi tulang punggung pulau Andalas. Mari mulai dari kelok 44 di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Kelok Ampek Puluh Ampek jika orang Minang menyebutnya. Kelok 44 ini adalah jalan berliku dari pinggir danau maninjau dibawah sana hingga puncak bukit ke arah Bukittinggi. Kelokannya patah-patah, mirip Anisa bahar diberi dangut koplo *eh*. Entah bagaimana nasib betis para pembalap sepeda tour de singkarak bisa melewati kelokan patah yang terjal ini.
Danau Maninjau
info gambar
Dari tepian Maninjau
info gambar
Jangan lupa berhenti di kelok 34 untuk menikmati pemandangan dengan segelas kopi dan pisang goreng.
info gambar
Entah apa bangunan ini.
info gambar

Pemandangan sepanjang perjalanan kelok yang agak mendung.
info gambar
Lain halnya dengan kelok 9. Kelokannya lebih sedikit, tetapi konstrukinya jauh lebih dahsyat. Sembilan kelokan untuk menyebrangi kita melewati lembah-lembah curam yang sulit dibuat jalan disisinya. Kelok 9 yang terdahulu sudah ada, namun terlalu sempit dan seringkali menimbulkan kemacetan di jalan antara provinsi Sumatera barat dan Riau ini.
Yang dibawah adalah kelok 9 yang lama, yang jalan layang kelok 9 yang baru. Bayangkan kalau dua bus besar melintas di tikungan itu, pasti bikin macet!
info gambar

View dari mobil
info gambar
Bergaya dulu gan biar gak dibilang hoax *malu*
info gambar
Bonus foto dari atas. Foto oleh indonesia.travel
info gambar
Sebetulnya, saya belum merasakan betul berpindah provinsi melalui jalur lintas sumatera. Saya baru merasakan beberapa ‘miniatur’ di Sumatera barat yang terkenal dengan kelokan maut di sepanjang lintasannya. Karena saya agak lemah (gampang mual) dengan perjalanan darat, sebetulnya tak ingin sama sekali melewati jalan darat — apalagi lewat lintas sumatera. Tapi, rasa penasaran karena sudah mencicipi sedikit dari landscape-landscape indah di sepanjang jalan, melintasi sumatera dari ujung utara ke selatan sudah masuk ke bucket list saya! Wiranurmansyah.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini