5 Kemampuan Tangguh Anggota Kopassus

5 Kemampuan Tangguh Anggota Kopassus
info gambar utama
Bertempur tanpa rasa takut tapi tidak nekat, merangkul namun waspada, menjadi beberapa kata yang harus diingat bagi setiap calon prajurit Kopassus. Selain itu, setiap calon anggota diwajibkan memiliki jiwa korsa atau kebersamaan yang tinggi, baik prajurit yang berpangkat tinggi maupun rendah. Untuk menjadi bagian dari pasukan elite TNI ini harus melalui beberapa persyaratan, utamanya kemampuan fisik dan intelektual. Para recruiter tak semuanya berasal atas pilihan masing-masing kesatuan TNI AD, mereka yang memiliki minat untuk bergabung juga bisa menjadi bagian di dalammya. Meski begitu, latihan yang dijalani untuk menjadi seorang Kopassus sangat berat. Selain harus memiliki kondisi fisik yang sangat baik, mereka juga wajib memiliki kemampuan lain, seperti perkelahian hingga melempar pisau. Seluruh kemampuan ini nantinya menjadi faktor penting untuk memenangi berbagai medan tugas yang nantinya akan mereka jalani. Berbeda dengan pasukan reguler lainnya, mereka harus siap menjalankan tugas kapan saja dan di mana saja. 1. Pertempuran jarak dekat Medan yang sulit dan situasi tak terduga membuat prajurit Kopassus wajib untuk memiliki kemampuan pertempuran jarak dekat. Sebab, tren pertempuran kini berubah. Perang di perkotaan dalam jarak dekat lebih sering terjadi. Strategi sangat penting untuk melumpuhkan lawan dari jarak dekat dengan mengandalkan kecepatan, ketepatan dan mematikan. langkah cepat diperlukan agar pasukan bisa segera mengambil kontrol terhadap situasi yang kurang menguntungkan bagi keselamatan pasukan. Tentu saja, berhadapan dengan musuh yang sangat tiba-tiba tentu mempengaruhi moral prajurit. Meski menghadapi moncong senjata, baik kawan maupun lawan tentunya tak akan mudah menyerah kecuali terjadi kesepakatan antara keduanya. Latihan ini dilaksanakan secara rutin agar setiap prajurit bisa mengasah kemampuan dan insting mengantisipasi situasi tidak terduga. Bahkan, mereka harus menghadapi ruang gerak yang serba terbatas. 2. Lempar pisau dan kapak Tak cuma senjata api, Kopassus juga mengandalkan senjata tajam untuk menyerang dan bertahan. Mereka ahli bertarung dengan pisau. Setiap lulusan pendidikan komando berhak mendapat pisau komando. Selain bertarung, anggota Kopassus juga dilatih melempar pisau dan kampak. "Jika pelurumu habis, maka bertempurlah dengan pisau. Jika pisau sudah tak ada, maka bertarunglah dengan tangan kosong." Itu doktrin pasukan komando untuk bertarung habis-habisan dalam pertempuran. 3. Bertempur di gunung hutan, rawa dan laut Merdeka.com - Setiap prajurit Kopassus wajib mengikuti pendidikan komando. Mereka harus mampu bertempur di gunung, hutan, rawa dan laut. Setelah lulus mereka mendapat brevet komando yang bergambar pedang, jangkar, dan sayap. Artinya prajurit Kopassus harus bisa bertempur di darat, laut dan udara. Dalam pendidikan lanjutan, para personel khusus ini dilengkapi dengan terjun HAHO/HALO untuk menyusup ke daerah musuh. Mereka juga dilengkapi aneka spesialisasi seperti daki serbu, demolisi, zeni dan lain-lain. 4. Penembak jitu Untuk menjadi prajurit yang tangguh, para prajurit Kopassus diwajibkan memiliki kemampuan menembak jitu. Latihan bakal terus menerus dilakukan sampai mereka mampu memegang seluruh senjata, mulai pistol, senapan serbu hingga penembak runduk. Pendidikan ini dilakukan selama enam sampai delapan minggu. Penyelesaiannya tergantung dengan tantangan yang dihadapi para calon prajurit sebelum akhirnya dinyatakan lulus dan berhak melanjutkannya ke pendidikan madya dan utama. 5. Pengintaian dan intelijen Selain kemampuan bertahan dan tempur, seorang prajurit komando juga wajib memiliki kemampuan intelijen dan pengintaian. Para calon prajurit pun akan melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Sandi Yudha atau populer dengan nama Sandha. Keahlian ini tidak hanya berlaku pada operasi intelijen seperti penyelidikan, dan pengintaian tapi juga tahap eksekusi sesuai perintah yang diberikan. Hal ini berbeda dengan kesatuan lain yang melaksanakannya harus menunggu atau menyerahkan kepada satuan lainnya untuk bertindak. Ini berarti Prajurit Sandha hanya melaksanakan apa yang diperintahkan, dan semaksimal mungkin menghindari bias waktu menjalankan tugas. Selama mengikuti pelatihan, setiap prajurit wajib untuk tidak membuka penyamaran yang telah diberikan. Jika terungkap atau lawan mendapatkan informasi dengan mudah, maka sanksi yang diberikan adalah pemulangan ke satuan asal. disadur dari MERDEKA

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini