Saat Jurnalis Tiongkok Memasak Nasi Goreng

Saat Jurnalis Tiongkok Memasak Nasi Goreng
info gambar utama
Sepuluh jurnalis dari beberapa media Tiongkok memasak nasi goreng Indonesia, untuk lebih mengenal Indonesia dan kulinernya. Dalam acara yang diselenggarakan Garuda Indonesia di Beijing, Sabtu (11/4/2015), para jurnalis memasak nasi goreng kampung dipandu juru masak asal Indonesia Adamraga. "Ini sangat menarik dan menyenangkan," kata direktur editorial majalah "Voyage" Flower Wang. Ia mengungkapkan sudah mengenal beberapa masakan Indonesia, namun belum pernah memasaknya. "Jadi, ini merupakan pengalaman yang menyenangkan sekali," katanya yang sudah tak sabar untuk memasak. Hal senada diungkapkan editor majalah "China BT Mice" Jessica. "Saya sebelumnya pernah sekali ke Jakarta dan mencoba beberapa masakan Indonesia, tapi saya lupa apa namanya. Jadi, kalau saya memasaknya sekarang itu menantang dan menyenangkan sekali," katanya. "Ini sudah cukup belum ya warna dan rasanya," sambungnya sambil mencicipi nasi goreng buatannya yang hampir masak. Nasi goreng yang telah dibuat para jurnalis kemudian disajikan untuk disantap bersama dengan para jurnalis dan undangan lainnya. Direktur Promosi MICE dan Minat Khusus Kementerian Pariwisata, Rizki Handayani menilai kegiatan memasak kuliner Indonesia bagi jurnalis Tiongkok adalah pendekatan efektif untuk lebih mengenalkan Indonesia dan kulinernya. "Sebagian besar orang, termasuk jurnalis, akan bosan jika hanya disuguhi presentasi tentang Indonesia sebagai destinasi dan kulinernya. Tetapi kalau dikemas dengan acara khusus seperti memasak bersama tentang kuliner Indonesia, mereka akan lebih terkesan dan memorinya lebih melekat, impresi tentang Indonesia dan kuliner akan kuat," tuturnya. Manajer Umum Garuda Indonesia Beijing, Asa Perkasa mengatakan sebagai maskapai nasional Indonesia, pihaknya terus mempromosikan Indonesia sebagai destinasi wisata lengkap dengan ragam kuliner yang dimiliki. Ia menuturkan pihaknya memiliki layanan Garuda Indonesia Experience yang antara lain diterjemahkan dalam ikon-ikon yang mengandalkan pancaindra, seperti penggunaan bahan dan ornamen khas Indonesia untuk interior pesawat, aroma wewangian bunga khas Indonesia, musik khas Indonesia, serta cita rasa makanan dan minuman khas Indonesia. "Jadi, kalau sekarang bisa memasak dan merasakan salah satu masakan Indonesia, maka tak mungkin akan penasaran dan datang langsung ke Indonesia untuk lebih menikmati 'the real Indonesian food'," kata Asa. disadur dari KOMPAS

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini