2019 ditargetkan Indonesia menjadi destinasi wisata 20 juta umat Islam dari seluruh Dunia

2019 ditargetkan Indonesia menjadi destinasi wisata 20 juta umat Islam dari seluruh Dunia
info gambar utama
Indonesia dikenal sebagai negara dengan destinasi wisata etnik dan kultural yang sangat beragam. Tempat-tempat wisata religius seperti pura-pura di Bali, Candi-candi, Gereja klasik, Kuil dan Klenteng banyak menjadi tujuan wisata dari berbagai kalangan internasional. Lalu bagaimana dengan wisata syariah? Bisakah Indonesia menjadi potensi destinasi yang ramah untuk menyambut wisatawan Muslim mancanegara? Tampaknya Asosiasi Hotel dan Restoran Syariah Indonesia (AHSIN) optimis itu dapat dilakukan. Ketua AHSIN Riyanto Sofyan menekankan bahwa wisata syariah itu bukan wisata ziarah. Wisata syariah itu lebih pada wisata konservatif yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan yang merupakan kalangan Muslim. Kebutuhan tersebut adalah selain produk makanan dan minuman yang harus halal, aksesabilitas dalam melaksanakan ibadah juga harus diperhatikan. Sehingga para wisatawan mendapatkan jaminan ketenangan dalam mencari kuliner serta dapat melaksanakan ibadah sholat dengan baik. Ketupat2 Sofyan mengingatkan bahwa wisata syariah ini bukan berarti wisata nonmuslim tidak boleh mengikutinya. Boleh saja, tetapi di lokasi wisata syariah tidak akan dijumpai minuman beralkohol dan hiburan malam dan sebagainya. Sajian makanannya ramah dan dapat dikonsumsi semua kalangan. Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, menurut Sofyan masih banyak aspek-aspek yang bisa dikembangkan untuk mendongkrak minat wisatawan Muslim mancanegara untuk berkunjung. Sebab, secara statistik kunjungan wisatawan Muslim ke Indonesia masih jauh tertinggal dari negara- negara ASEAN seperti Malaysia. Hal-hal yang masih bisa ditingkatkan diantaranya adalah branding. Pariwisata syariah Indonesia dianggap perlu untuk menentukan fokus apa yang ditonjolkan sebagai daya tarik wisatawan Muslim mancanegara. Hal ini dikatakan oleh Sofyan masih dalam tahap diskusi pembahasan antara Kementerian Pariwisata dan pelaku pariwisata. Hal lain yang juga dapat ditingkatkan adalah aspek sertifikasi produk-produk halal. Sofyan menjelaskan bahwa di Indonesia relatif restoran dan kafe menyediakan makanan dan minuman halal. Tetapi, halal itu baru pada tataran self claim, belum besertifikat. Menurut data yang ada, saat ini hotel syariah yang besertifikat sudah ada 37 hotel. Sebanyak 150 hotel menuju operasional syariah. Begitu juga dengan restoran, dari 2.916 restoran, baru 303 yang besertifikat halal. Sebanyak 1.800 mempersiapkan diri sebagai restoran halal. Sedangkan tempat relaksasi, SPA kini baru berjumlah tiga unit. Sebanyak 29 sedang proses untuk mendapatkan sertifikat halal. Berdasarkan Global Muslim Travel Index, pada 2013 tingkat kunjungan wisman muslim Indonesia berada di ranking keempat di tingkat ASEAN dengan jumlah kunjungan wisatawan muslim 1,7 juta. Relatif sedikit bila dibandingkan dengan Malaysia yang sudah mendapatkan kunjungan wisatawan muslim 6,1 juta wisman, Thailand 4,4 juta wisman, Singapura 3,9 juta wisman.Oleh karena itu pada 2019 ditargetkan jumlah kunjungan wisman muslim bisa mencapai 20 juta wisman muslim. Tentu saja bila wisata syariah ini bisa dioptimalkan, maka akan turut bisa menyumbang peningkatan wisatawan mancanegara yang akan datang ke Indonesia. disadur dari Koran-Sindo.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini