4 Wisata Alam di Lampung yang Luar Biasa

4 Wisata Alam di Lampung yang Luar Biasa
info gambar utama
Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera. Disebelah utara berbatasan langsung dengan Bengkulu dan Sumatera Selatan dan sebelah selatan berhadapan dengan Selat Sunda. Sebuah provinsi yang ber-ibukota Bandar Lampung ini menyimpan banyak pesona pariwisata baik wisata alam maupun budaya. Ada 4 wisata alam di Lampung yang sangat unik dan berkarakter dan ini adalah khasnya dari provinsi yang memiliki dua teluk besar ini  

Kepulauan Krakatau

k3 Sejarah mencatat sebuah becana besar tahun 1883 ketika Gunung Krakatau meletus dahsyat dan memengaruhi kondisi iklim dunia. Bencana ini pula telah membentuk gugusan pulau vulkanik yang sekarang dikenal sebagai Kepulauan Krakatau, yaitu meliputi Rakata atau Krakatau Besar, Panjang atau Krakatau Kecil, Sertung, dan Anak Krakatau. k2 Akomodasi utama hanya dapat ditemukan di dalam kota Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan. Salah satu fasilitas yang sudah dikenal adalah Krakatoa Nirwana Resort. Di sini, selain menawarkan fasilitas menginap dan kegiatan, resor juga dapat mengatur perjalanan ke cagar alam krakatau. Di dekat Pulau Sebesi, perhentian terakhir sebelum kepulauan Krakatau, terdapat beberapa cottage nyaman dan vila yang menawarkan pemandangan sempurna Gunung Krakatau. Jika Anda berencana untuk menginap di dalam cagar alamnya maka Anda dapat menghubungi manajemen bersangkutan yang ada di Pulau Sertung untuk mengatur jadwalnya. Anda yang berkunjung ke sini harus mengantongi Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) sebelum memasuki kawasan cagar alam Krakatau. SIMAKSI Krakatau hanya bisa didapatkan di Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA Lampung). k1 Kepulauan Krakatau dapat diakses dari Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Dari Sumatra akses utama adalah dari Bandar Lampung, ibu kota Lampung, sedangkan dari Jawa, dapat diakses dari ibu kota Jakarta dan melalui Provinsi Banten. Dari Bandar Lampung Dari Bandar Lampung anda dapat menggunakan bus dari Terminal Rajabasa atau Panjang ke arah Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan dengan lama perjalanan selama kurang lebih 45 menit. Di sana Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan angkutan umum mini bus selama sekitar 10 menit menuju Desa Canti. Kemudian lanjutkan perjalanan menuju dermaga kemudian menyewa kapal cepat (Jetfoil) atau kapal motor biasa. Jika Anda menggunakan kapal cepat maka memerlukan waktu sekitar 90 menit untuk sampai ke cagar alam Kepulauan Krakatau. Sementara menggunakan perahu motor biasa, perjalanan sekitar 150 menit. Dari Jakarta Cara Tercepat dari Jakarta adalah dengan menyewa Jetfoil atau kapal pesiar dari pelabuhan Tanjung Priok langsung ke Kepulauan Krakatau. Anda juga dapat mengambil rute angkutan umum dengan menggunakan bus dari Terminal Kalideres menuju Pelabuhan Merak di Provinsi Banten sekitar 1,5jam. Dari Pelabuhan Merak Anda menggunakan feri menyeberangi Selat Sunda ke Pelabuhan Bakauheni di Sumatera. Tergantung pada kondisi cuaca dan lalu lintas, perjalanan feri akan memakan waktu sekitar 1 sampai 2 jam. Dari Pelabuhan Bakauheni Anda dapat menyewa sebuah transportasi public ke Pelabuhan Tanjung Bom. Dari Tanjung Bom Anda dapat menemukan menyewa perahu ke Pulau Sabesi sebagai titik transit sebelum menuju Pulau Krakatau. Dari pulau Sabesi ke kepulauan Krakatau  memakan waktu sekitar 2 jam naik perahu. Anda juga dapat menjelajahi koleksi unik flora yang terdiri dari 206 jenis jamur, 13 jenis lichenes, 61 tumbuhan paku, dan sekitar 257 jenis spermatophyta. Anda juga bias menemukan beberapa hewan mendiami dataran pulau-pulau vulkanik termasuk ular, kadal, penyu laut, kelelawar, dan lain-lain. Berikut adalah kegiatan lain yang dapat Anda lakukan di sekitar kompleks cagar alam ini: Pulau Sertung, di sini selain mengagumi pemandangan yang menakjubkan, Anda dapat berenang, menyelam, dan berselancar. k4k8 Rakata, Anda dapat melakukan aktivitas panjat dinding sebagai tambahan variasi kegiatan. k6k7 Panjang, berlokasi di barat daya pulau dimana Anda dapat menemukan sebuah terumbu karang yang masih alami bersama dengan koleksi indah ikan dan kehidupan laut lainnya. k9 Anak Krakatau, daya tarik utama dari seluruh cagar alam ini adalah Anak Krakatau. Menawarkan sensasi tersendiri bagi ilmuwan dan wisatawan. Selain penelitian ilmiah dan pengamatan, Anda juga bias menginjakkan kaki di daerah tersebut dan merasakan pasir vulkanik panas. k5 

Taman Nasional Way Kambas

wk1wk2 Taman Nasional Way Kambas (TNWK) berlokasi di ujung selatan Pulau Sumatera, 110 km dari Kota Bandar Lampung. Tempat ini merupakan salah satu cagar alam tertua di Indonesia yang menempati  lahan seluas 1.300 km² berupa dataran rendah di sekitar Sungai Way Kambas, pantai timur Lampung. Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas resmi didirikan tahun 1985. Taman Nasional Way Kambas merupakan salah satu taman nasional yang berumur paling tua di Indonesia. Taman Nasional Way Kambas adalah taman nasional yang berfokus pada pelatihan dan pelindungan gajah, sehingga hal yang wajib dilhat di Taman Nasional Way Kambas adalah gajahnya. Selain gajah, Taman Nasional Way Kambas juga melindungi beberapa hewan yang hampir punah seperti harimau Sumatera dan badak Sumatera. Taman Nasional Way Kambas berlokasi sekitar 2 jam perjalanan dari kota Bandar Lampung. Untuk dapat masuk ke kawasan ini, Anda harus memperoleh ijin yang dapat diperoleh di gerbang masuk Taman Nasional Way Kambas. Di sini Anda dapat melihat berbagai pertunjukan gajah, misalnya sepak bola gajah, wk6wk3 Izin masuk TNWK dapat diperoleh di pintu masuk taman dan juga dari pihak konservasi di kantor pusat di Bandar Lampung (Balai Konservasi Sumber Daya Alam 11). Kantor ini berjarak setengah kilometer dari terminal bus Rajabasa Lama, berada di sisi kiri dan di depannya terdapat patung gajah. Ada fasilitas utama di dekat TNWK berjarak 500 meter dari pintu masuk. Tempat ini disebut Satwa Gajah Eco Lodge. Berupa taman bertembok yang ditumbuhi pohon buah-buahan tropis. Satwa Gajah Eco Lodge menawarkan empat cottage masing-masing dengan kamar dapat menampung sampai empat orang dan tempat tidur pegas, kipas angin, air panas dan toilet bergaya barat. Apabila Anda menggunakan transportasi umum maka cara yang paling sederhana adalah mengunakan bus dari Terminal Raja Basa di Bandar Lampung arah Way Jepara. Kemudian turun di Gajah Batu di Desa Rajabasa Lama, Way Jepara dan melanjutkan naik ojek ke Way Kanan atau Pusat Pelatihan Gajah (PLG) sebagai pintu masuk ke TNWK. wk5wk7 Di Pusat Pelatihan Gajah (PPG) terdapat atraksi gajah setiap sore dan pertunjukan sepakbola gajah yang digelar setiap akhir pekan. Menunggang gajah sangat menyenangkan dengan wahana safari yang tersedia, barangkali sebuah keberuntungan menghampiri Anda bisa bertemu gajah liar.

Teluk Kiluan

kl1kl2Menyaksikan parade sekelompok lumba-lumba di lautan lepas tentu beda rasa dan sensasinya apabila dibandingkan menyaksikan atraksinya di Gelanggang Samudera Ancol. Apalagi jika jumlah lumba-lumba yang ditemui dapat mencapai ratusan dan dapat disaksikan dari dekat. Rasakan sendiri keseruannya saat menyaksikan mamalia laut cerdas ini melompat-lompat riang di dekat perahu cadik yang Anda tumpangi. Keindahan atraksi sekelompok lumba-lumba di alam bebas dapat Anda saksikan langsung di sebuah teluk yang mewakili tipikal keindahan teluk tropis Nusantara di Lampung. Tepatnya lokasi tersebut berada di Desa Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Di Teluk Kiluan pemandangan lumba-lumba yang berparade itu dilatari langit biru dan air laut jernih, serta tentunya hamparan pasir putih bersih di bibir pantainya. kl3kl Teluk ini merupakan jalur migrasi dua jenis lumba-lumba, yaitu lumba-lumba mulut botol (Tursiops truncatus) dan lumba-lumba paruh panjang (Stenella longirostris). Jumlah hewan menakjubkan tersebut yang melintas di teluk ini diperkirakan mencapai ribuan. Konon, jumlah lumba-lumba yang melintasi Teluk Kiluan adalah jumlah terbesar di dunia. Teluk Kiluan dapat dikatakan sebagai destinasi wisata baru di Lampung bagian selatan. Berjarak sekira 80 km dari Kota Bandar Lampung, teluk yang indah dan tenang tersebut tidak hanya menarik wisatawan lokal tetapi juga mancanegara. Padahal, sepuluh tahun yang lalu, Teluk Kiluan belum dikenal oleh masyarakat luas. Namanya pun bahkan mungkin asing bagi penduduk Lampung sendiri. Beberapa wisatawan menyebutkan bahwa atraksi lumba-lumba di Teluk Kiluan lebih eksotis dibandingkan dengan atraksi lumba-lumba di Pantai Lovina Bali dimana hanya terdapat satu jenis saja lumba-lumba yang melintas di sana. Atraksi lumba-lumba di teluk ini hampir dapat disaksikan setiap hari, tentunya dengan mengingat faktor cuaca. Tak perlu susah mencari lumba-lumba, sebab lumba-lumba ini biasanya akan mendekati perahu seolah ingin unjuk kebolehan dan menyambut kedatangan tamu dengan bersahabat. kl5 Hanya butuh waktu sekira 20 menit dari pesisir pantai untuk berperahu ke Laut Kiluan demi menyaksikan atraksi lumba-lumba. Perahu sewaan yang biasa digunakan adalah jenis perahu ketinting yang biasa disebut jukung oleh masyarakat lokal. Perahu bercadik berukuran kecil ini hanya boleh ditumpangi maksimal 3 orang ditambah 1 orang pemandu yang juga merangkap sebagai tukang perahu. Di Teluk Kiluan terdapat beberapa homestay  sederhana namun tetap nyaman. Tarif per malam sekira Rp150.000,- per kamar dan dapat ditempati 5-6 orang. Di Pulau Kelapa (Pulau Kiluan) hanya terdapat sebuah homestay sederhana dan minim fasilitas. Homestay ini memiliki 4 kamar dengan harga sewa semalam Rp.150.000,- per kamar  yang bisa ditempati oleh 5-6 orang. Waktu terbaik mengunjungi Teluk Kiluan adalah saat musim kemarau, yaitu di kisaran bulan April hingga September. Apabila musim hujan, dikhawatirkan kondisi jalan belum memadai dan akan menghambat perjalanan Anda. Pulau Kelapa atau dikenal pula sebagai Pulau Kiluan adalah destinasi lain di Teluk Kiluan yang kerap menjadi tujuan utama lainnya saat datang ke teluk tersebut. Di pulau yang  luasnya hanya sekira 6 hektar ini, Anda dapat menikmati keindahan sebuah pulau kecil di tengah teluk. Perjalanan menuju pulau ini hanya memakan waktu 10-15 menit dengan menumpang jukung dari Desa Kiluan Negeri. Berjarak sekira 80 km dari Kota Bandar Lampung, perjalanan menuju Teluk Kiluan dapat ditempuh sekira 3-4 jam. Kondisi jalan di beberapa ruas memang masih kurang memadai dan berkelok serta berbukit. Oleh karenanya, tidak disarankan menggunakan mobil sedan menuju Teluk Kiluan dan sebaiknya perjalanan dijawdalkan pada musim kemarau (bukan musim hujan). Menyaksikan atraksi lumba-lumba adalah daya tarik utama Teluk Kiluan. Dengan menyewa perahu cadik (jukung) seharga Rp250.000,00 hingga Rp300.000,-, Anda sudah akan bisa melihat dari dekat tarian dan lompatan puluhan bahkan ratusan lumba-lumba yang bersahabat dan bahkan dapat disentuh. Mereka senang melompat dan berenang di sisi perahu yang datang, seolah ingin menyambut kedatangan tamu manusia.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

tnbbs4tnbbs11 Taman Nasional Bukit Barisan Selatan terletak di wilayah barat daya Pulau Sumatera yang secara administratif termasuk dalam tiga kabupaten yakni Kabupaten Lampung Barat (280.300 ha) dan Kabupaten Tanggamus di Provinsi Lampung seluas 10.500 ha serta Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu seluas 66.000 ha. Kawasan hutan yang secara geografis terletak antara 4° 33' - 5° 57' LS dan 103° 23' - 104° 43' BT pada 17 Juli 2004 bersama dengan Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Kerinci Seblat ditetapkan oleh UNESCO sebagai Cluster Natural World heritage Site dengan nama The Tropical Rainforest heritage of Sumatera. tnbbs 1tnbbs2 Kawasan hutan ini dibagi menjadi enam zona, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 pasal 30 ayat (2) tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian serta Permenhut Nomor: P.56/Menhut-II/2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional. Zona-zona tersebut, adalah: (1) zona inti (sanctuary zone) seluas 159.464 ha; (2) zona rimba (wilderness zone) seluas 104.887 ha; (3) zona pemanfaatan (intensive zone) seluas 8.039 ha; (4) zona rehabilitasi seluas 75.732 ha; (5) zona religi, budaya dan sejarah seluas 4 ha; dan (4) zona khusus dengan luas sekitar 142 ha. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan yang merupakan salah satu perwakilan ekosistem hutan hujan dataran rendah di Pulau Sumatera, secara umum memiliki kondisi topografi yang bergelombang, berbukit dan bergunung-gunung dengan variasi mulai dari dataran pantai sampai dengan ketinggian + 1.964 meter di atas permukaan air laut. Sedangkan iklimnya berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson, pada bagian barat termasuk tipe A (9 bulan basah/tahun) dengan curah hujan antara 2.500-3.000 mm/tahun dan bagian timur termasuk tipe B (7 bulan basah/tahun) dengan curah hujan antara 3.000-4.000 mm/tahun dengan temperatur udara 20° - 28°C. Kondisi topografis yang bervariasi tersebut menjadikan kawasan taman nasional ini memiliki formasi vegetasi yang cukup lengkap, yaitu vegetasi pantai, payau, rawa, hutan tanaman, hutan bambu dan hutan hujan hujan tropika. Jenis-jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di dalam vegetasi ini diantaranya adalah pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), cempaka (Michelia champaka), meranti (Shorea sp.), mersawa (Anisoptera curtisii), ramin (Gonystylus bancanus), keruing (Dipterocarpus sp.), damar (Agathis sp.), rotan (Calamus sp.), bunga raflesia (Rafflesia arnoldi), bunga bangkai jangkung (Amorphophallus decus-silvae), bunga bangkai raksasa (A. titanum), anggrek raksasa/tebu (Grammatophylum speciosum), dan lain sebagainya (sekitar 10.000 jenis tumbuhan yang 17 diantaranya termasuk marga endemik). tnbbs3tnbbs12 Vegetasi-vegetasi yang ada di TNBBS tersebut sampai saat ini kondisinya relatif masih lengkap dan asli, sehingga memungkinkan beraneka ragam jenis fauna hidup dan berkembang di dalamnya. Menurut situs resmi Balai TNBBS (2012), di taman nasional ini memiliki beragam jenis satwa yang terdiri dari 201 spesies mamalia (22 spesies diantaranya dilindungi undang-undang), 582 spesies burung (21 dilindungi), 270 spesies ikan air tawar, dan 30 jenis amfibi dan repilia yang beberapa diantaranya dilindungi undang-undang. Jenis-jenis satwa yang hidup di TNBBS diantaranya adalah: beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis) berjumlah sekitar 300 ekor, harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berjumlah kurang dari 400 ekor, gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) berjumlah kurang dari 2000 ekor, tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), siamang (H. syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis melalophos fuscamurina), kancil (Tragulus javanicus kanchil), penyu sisik (Eretmochelys imbracata), kelinci belang sumatera, sekitar 22 jenis kelelawar (Balionyctres maculata, Cynopterus branchyotis, Cynopterus minutus, Hipposideros bicolor, Hipposideros cervinus, Hipposideros cineraceus, Hipposideros diadema, Hipposideros larvatus, Kerivoula hardwickii, kerivoula intermedia, Kerivoula papillosa, Kerivoula pellucida, Megaderma spasma, Murina cyclotis, Murina Suilla, Nycteris javanica, Phonisscus atrox, Rhinolopus affinis, Rhinolopus bornensis, Rhinolopus lepidus, dan Rhiolopus trifoliatus), dan lain sebagainya. Selain kaya akan flora dan fauna, di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan juga terdapat beberapa area yang dijadikan sebagai obyek wisata, yaitu: (1) Kubu Perahu yang dapat dijadikan sebagai tempat pengamatan satwa dan tumbuhan, melakukan penjelajahan hutan atau bermain dan berenang di air terjun; (2) Sukaraja Atas, sebuah tempat yang cocok digunakan untuk menjelajahi hutan, berkemah, dan mengamati bunga bangkai jangkung; (3) Tampang; (4) Blubuk; (5) Danau Menjukut yang letaknya berada di garis pantai berbatasan langsung dengan Samudera Hindia; (6) Way Sleman; (7) Blimbing; (8) Danau Suwoh; (9) air terjun Sepapa Kiri setinggi 60 meter, dan (10) kawasan geothermal yang selalu mengeluarkan panas dari perut bumi dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Namun, untuk memasuki kawasan TNBBS harus mematuhi tata tertib yang dibuat oleh pihak pengelola (Balai Taman Nasional Bukit Barisan Selatan) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 1998, yaitu: (1) setiap pengunjung/kendaraan yang memasuki kawasan TNBBS wajib membayar karcis masuk dan pungutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (2) bagi peneliti wajib menyampaikan permohonan penelitian dilampiri proposal dan surat pengantar dan institusi yang bersangkutan, dalam pelaksanaan penelitian didampingi petugas TNBBS dan wajib menyerahkan copy hasil penelitian; (3) bagi peneliti yang mengambil spesimen/sampel penelitian jenis dilindungi harus mendapat izin khusus dari Direktorat Jenderal PHKA; (4) pengunjung dengan tujuan pengambilan gambar, foto dan film/video wajib menyampaikan permohonan tertulis kepada Kepala Balai disertai sinopsis, dalam pelaksanaan kegiatan didampingi petugas TNBBS dan wajib menyerahkan copy hasil shooting; dan (5) mematuhi ketentuan yang berlaku selama di dalam kawasan TNBBS.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini