Kisah Tour de Ijen, Ketika Dunia Berkumpul di Banyuwangi

Kisah Tour de Ijen, Ketika Dunia Berkumpul di Banyuwangi
info gambar utama
Setelah usai kehebohan di kota Bandung berkaitan dengan pelaksanaan peringatan Konferensi Asia Afrika ke 60 April lalu, kali ini Banyuwangi, Jawa Timur yang sedang ramai karena ada Tour de Ijen. Tour de Ijen adalah kejuaraan balap sepeda resmi dari Persatuan Balap Sepeda Internasional (Union Cycliste International, disingkat UCI) yang diselenggarakan setiap tahun di Banyuwangi. Kejuaraan yang pertama kali diselenggarakan pada tahun 2012 ini merupakan balapan jalan raya jarak jauh yang umumnya diadakan selama 4 hari. Pagelaran International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) tahun 2015 resmi dibuka pada selasa 5 Mei 2015 dengan acara 'Cycling for All'. Acara bersepeda bersama yang dilakukan di seputar pusat kota Banyuwangi ini diikuti oleh warga lokal dan juga oleh lebih dari 100 pebalap dari 25 negara, termasuk Indonesia. Pebalap asing yang ikut diantaranya berasal dari negara-negara seperti Perancis, Belanda, Kolombia, Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Singapura, Thailand, Iran, Spanyol, Filipina, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Tiongkok, Thailand, Selandia Baru, Rusia, Portugal, Taiwan, Uni Emirat Arab, Uzbekistan. Mereka tergabung kedalam 20 tim yang terdiri atas 14 tim luar negeri (termasuk continental team) dan 6 tim dalam negeri. Tim continental yang akan berkompetisi di ajang ini di adalah Tabriz Shadari Team (Iran), Matrix Powertag (Jepang), Singha Infinite Cycling Team (Thailand), NSC Sycling Team (Malaysia), Pegasus Continental Cycling (Indonesia), dan Team 7 Eleven Road Bike Philippines (Filipina). Kesemua tim berkompetisi di balapan ITdBI yang dimulai Rabu pada 6 Mei dan berakhir di Sabtu 9 Mei. ITdBI merupakan salah satu ajang cycling paling bergengsi di seluruh dunia. Bagaimana tidak, Tour de Banyuwangi Ijen selalu menghadirkan tanjakan terkestrem di Asia. "Tanjakan di Banyuwangi berada di ketinggian lebih dari 1.871 meter di atas permukaan laut (mdpl), melampaui tanjakan di Genting Highland dalam Tour de Langkawi Malaysia yang berada di ketinggian sekitar 1.500 mdpl," Ujar Race Director ITdBI yang juga merupakan perwakilan UCI, Jamaludin Mahmood pada acara pembukaan ITdBI selasa lalu. Mahmood melanjutkan, tahun ini persaingan para pebalap akan lebih kompetitif dibanding tahun lalu, dikarenakan rute ITdBI tahun ini lebih pendek dibanding tahun lalu. "Tahun ini para climber Iran tidak lagi mendominasi, mereka akan bersaing ketat dengan para pembalap Eropa dan Asia lainnya yang sudah menyiapkan jagoannya,". Benar saja, di etape pertama saat para pebalap menempuh jarak 167 kilometer dengan start dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kecamatan Glenmore menuju Taman Blambangan Kota Banyuwangi, Pebalap asal Hong Kong, King Lok Cheung dari HKSI Pro Cycling Team, menjadi yang tercepat di hari Rabu (6/5/2015). King Lok Cheung mengukuhkan waktu 3 jam, 58 menit, dan 34 detik. Posisi kedua ditempati Raffa Chitouri, warga negara Tunisia dari Skydive Dubai Pro Cycling Team dengan catatan waktu yang sama dengan Lok Cheung namun hanya berselisih sepersekian detik. ketatnya persaingan keduanya ditunjukkan saat kedua pebalap asing itu datang bersamaan, hanya berbeda tak sampai setengah ban. Sedangkan Ahmed Mirza Alham Yousif Mohamed dari Timnas Uni Emirat Arab berada di posisi ketiga dengan selisih 52 detik. Sementara itu di Etape kedua yang diselenggarakan Kamis, 7 Mei 2015 kemarin, giliran pebalap asal Spanyol, Benjamin Prades Raventer dari Matrix Powertag Team merebut posisi pertama etape kedua. Etape kedua ITdBI terhentang di rute sepanjang 147,7 kilometer, dimana para rider sukses melintasi jalanan di kawasan sisi Selatan dan Barat Banyuwangi. Rute ini diawali dari RTH Maron Kecamatan Genteng dan finish di Taman Blambangan. Prades menyisihkan Edgar Lemos Pinto dari Skydive Dubai Pro Cycling Team dan juara ITdBI 2014, Peter Pouly dari Singha Infinite Cycling Team. Ketiga pebalap ini sama-sama mencatatkan waktu 3 jam, 30 menit dan 14 detik. Selain ramainya pertandingan yang berlangsung antar pembalap, warga lokal pun tak kalah ramai merayakan perhelatan internasional tersebut. selama empat hari pemerintah kota Banyuwangi menggelar semacam pesta rakyat di Taman Blambangan dengan suguhan beragam budaya, serta produk hasil karya masyarakat Banyuwangi. ditambah dengan beragam atraksi kreatif anak muda seperti sepeda free style, skate board dan parade sepeda onthel, acara ITdBI selalu menjadi pagelaran yang dinanti-nanti oleh semua orang, baik masyarakat sekitar maupun turis. Gegap gempita Tour de Ijen di Banyuwangi masih akan berlangsung sampai dengan Sabtu, 9 Mei 2015 esok. Masih akan ada dua etape yang amat menantang bagi para pembalap internasional untuk bisa unjuk kebolehan mereka. acara ini juga masih akan menyuguhkan berbagai hal menarik yang dapat menjadi promosi baik bagi pariwisata Banyuwangi ke dunia Internasional, yang tentunya akan semakin menjadi kebanggaan nasional. dari berbagai sumber, ditulis oleh Farah Fitriani untuk Good News From Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini