Jam Tangan Unik Karya Anak Bangsa

Jam Tangan Unik Karya Anak Bangsa
info gambar utama
TIDAK salah jika kita mengatakan bahwa para pemuda di Indonesia memiliki kreativitas yang tinggi. Beragam produk inovatif dan unik dihasilkan oleh anak muda negeri ini, salah satunya produk jam tangan unik Matoa. Jam tangan satu ini memang terlihat begitu mencolok karena tidak terlihat seperti produk jam tangan sejenis yang menggunakan rangka dari bahan karet, stainless steel, atau titanium. Jam tangan bermerek Matoa ini malah menggunakan kayu sebagai kerangkanya. Brand Matoa didirikan oleh Lucky Aria. Menurut dia, Matoa diambil dari nama salah satu pohon khas Indonesia, yakni matoa yang tumbuh di Sulawesi, Maluku, dan Papua. Untuk bahan bakunya, Matoa menggunakan dua jenis kayu, yaitu kayu sonokeling yang berasal dari Indonesia dan kayu maple yang diimpor dari Kanada. Kedua jenis kayu tersebut dipilih karena tekstur yang halus dan ketahanannya terhadap hantaman dan tekanan. Keunikan jam tangan ini tidak hanya terletak pada rangkanya yang menggunakan kayu, juga beberapa tipe jam yang diberi nama pulau-pulau di Indonesia. Salah satu contohnya jam tangan berwarna hitam dengan bentuk kotak yang diberi nama Flores. Untuk jam berwarna emas diberi nama Rote, Karo, dan Gili. Untuk pasar lokal, produk Matoa sudah ada di beberapa kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Denpasar. Adapun pemesanan dari mancanegara bisa dilakukan melalui website. Mengenai harganya, jam tangan Matoa dibanderol dengan nilai nominal Rp890.000. Harga ini bisa dikatakan cukup terjangkau bila melihat proses produksinya yang begitu rumit. Sampai saat ini kayu yang digunakan untuk jam tangan adalah jenis kayu maple yang masih harus diimpor dan kayu eboni yang terkenal dengan kualitas kekuatannya. Sementara, mesin jam yang bagus masih memakai merek Minnolta dari Jepang. Aprilia s andyna

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini