PT Infia Media Pratama meluncurkan game mobile bernama Dazzle, kependekan dari Dagelan Puzzle. Dagelan sebelumnya dikenal sebagai nama akun di aplikasi Instagram yang menghadirkan gambar bertema humor. Dazzle ditujukan untuk mengasah otak dan melatih ketangkasan pemain. Tokoh utamanya terdiri atas Dudu, Sisi, Bimo, Demi, dan Mike. Game ini ditujukan untuk segala umur. Pemainan mengambil perjalanan setiap karakter mulai bayi hingga dewasa. 
“Dazzle tidak membutuhkan koneksi Internet, sehingga bisa dimainkan kapan saja,” ujar Chief Marketing Officer Dagelan, Danny Syah Aryaputra, melalui siaran tertulis, Senin, 11 Mei 2015. Cara memainkan Dazzle adalah menyatukan gambar-gambar. Gambar yang disatukan akan membentuk urutan kehidupan, yakni bayi, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah atas, kuliah, dan dewasa. Dalam setiap tahap terdapat berbagai rintangan, yakni pendidikan, sosial, dan kehidupan. Sebagai contoh, rintangan pendidikan yang terdiri dari gambar seorang anak yang sedang menjalankan pendidikan hingga dewasa. “Game ini secara halus mengajari tentang tahapan dan rintangan dalam kehidupan manusia,” kata Danny. Dagelan bekerja sama dengan pengembang game lokal, Touchten Games, untuk mengembangkan Dazzle. Danny beralasan, Touchten dipilih karena karyanya yang sudah dipasarkan secara global. Permainan Touchten yang sudah dikenal, antara lain Amazing Cupid, Teka Teki Saku, dan Ramen Chain. 
Touchten menyambut positif kerja sama dengan Dagelan. “Sudah saatnya kreator Indonesia menjadi raja di negara sendiri,” kata Chief Executive Officer Touchten, Anton Soeharyo. Dia berharap tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan game lokal semakin tinggi. AppAnnie, analis aplikasi mobile, menyebutkan terjadi pertumbuhan unduhan game mobile sebesar 85 persen pada 2013-2014 di Indonesia. Sedangkan tingkat unduhan aplikasi dan game mobile Android di Google Play Store mencapai 85 persen. Angka ini terpaut 15 persen lebih rendah dibandingkan Korea Selatan. Dengan demikian, Indonesia berada di atas Thailand, Filipina, Malaysia, dan Vietnam. SATWIKA MOVEMENTI (Tempo.co)
“Dazzle tidak membutuhkan koneksi Internet, sehingga bisa dimainkan kapan saja,” ujar Chief Marketing Officer Dagelan, Danny Syah Aryaputra, melalui siaran tertulis, Senin, 11 Mei 2015. Cara memainkan Dazzle adalah menyatukan gambar-gambar. Gambar yang disatukan akan membentuk urutan kehidupan, yakni bayi, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah menengah atas, kuliah, dan dewasa. Dalam setiap tahap terdapat berbagai rintangan, yakni pendidikan, sosial, dan kehidupan. Sebagai contoh, rintangan pendidikan yang terdiri dari gambar seorang anak yang sedang menjalankan pendidikan hingga dewasa. “Game ini secara halus mengajari tentang tahapan dan rintangan dalam kehidupan manusia,” kata Danny. Dagelan bekerja sama dengan pengembang game lokal, Touchten Games, untuk mengembangkan Dazzle. Danny beralasan, Touchten dipilih karena karyanya yang sudah dipasarkan secara global. Permainan Touchten yang sudah dikenal, antara lain Amazing Cupid, Teka Teki Saku, dan Ramen Chain. Touchten menyambut positif kerja sama dengan Dagelan. “Sudah saatnya kreator Indonesia menjadi raja di negara sendiri,” kata Chief Executive Officer Touchten, Anton Soeharyo. Dia berharap tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan game lokal semakin tinggi. AppAnnie, analis aplikasi mobile, menyebutkan terjadi pertumbuhan unduhan game mobile sebesar 85 persen pada 2013-2014 di Indonesia. Sedangkan tingkat unduhan aplikasi dan game mobile Android di Google Play Store mencapai 85 persen. Angka ini terpaut 15 persen lebih rendah dibandingkan Korea Selatan. Dengan demikian, Indonesia berada di atas Thailand, Filipina, Malaysia, dan Vietnam. SATWIKA MOVEMENTI (Tempo.co)Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
