Suara Keabadian

Suara Keabadian
info gambar utama
Sore ini aku rindu ayah ibu yang telah lebih dahulu meninggalkan alam fisik Kerinduan yang menggerakkan aku meninggalkan rutinitas Berdiam sejenak diantara pusara keduanya Dalam hening aku mendengar pesan keabadian Ingatlah dari mana engkau berasal dan dari apa engkau dijadikan! Teruslah berjalan, sampai kelak engkau meninggalkan jasadmu Bila saatnya tiba, jiwamu meninggalkan jasadmu Maka bebaskanlah ia dari segala belenggu pengikatnya Gemerlap harta, kedudukan, jabatan, keturunan dan senandung pujian, itulah jebakan yang harus engkau lalui Kelolalah dengan ridho, sabar, syukur dan amanah Jagalah yang serba gemerlap itu di orbitnya Jadikanlah ia kendaraan pengantar kasih sayang sesama makhluq Siapapun mungkin menyakitimu, tapi   jangan pernah engkau terluka Tak usah menunggu dihibur agar engkau senang Karena kebahagiaanmu ada dihatimu sendiri Bangunlah surgamu saat ini, di sini, di hatimu, Jangan takut mati, karena kematianmu kelak hanyalah pintu kemerdekaan jiwamu yang sudah tenang! Mari bergabung bersama ayah ibu, dalam keabadiaan ukhrowi!" Makam desa Bakung, 8 Juni 2015

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini