Telur Bebek Rasa Udang?

Telur Bebek Rasa Udang?
info gambar utama
images (2) Membangun sebuah usaha yang unik dan kreatif menjadi misi Reginald Indarsin. Bersama keempat temannya, mahasiswa Universitas Prasetya Mulya berusia 21 tahun ini berhasil meramu telur asin rasa bawang dan jahe. Reginald begitu panggilannya, memulai bisnis ini di awal 2015. Ia terobsesi dengan kesuksesan Telur Asin Ibu Ambar di Jakarta Utara yang sedang booming. "Bisnis ini baru mulai awal tahun ini. Ada rasa bawang dan udang, serta jahe tapi masih percobaan. Telur ini cocok untuk nasi rawon," katanya dengan nada promosi, saat ditemui detikFinance, dalam acara Entrepreneurship Prasetya Mulya di Plaza Bapindo, pekan lalu. Mengenai proses pembuatannya, Reginald mengaku tidak kesulitan. Awalnya telur bebek diamplas dan disiapkan bumbu tertentu. Kemudian telur bebek diberikan lapisan tanah liat dengan perpaduan bumbu yang ada di dalamnya lalu direbus. Ia menambahkan telur yang dibuatnya memiliki rasa yang khas dan enak. hingga disuplai ke beberapa restoran di kawasan BSD Tangerang, Banten. "Kami produksi seminggu 2 kali dengan jumlah 200 telur," tambahnya. Ia mencatat, awal dibangunnya usaha ini dibutuhkan modal Rp 20 juta, sebanyak Rp 10 juta untuk membeli telur dan Rp 10 juta lainnya untuk menyiapkan peralatan masak. Saat ini ia menikmati keuntungan yang cukup besar dari bisnisnya ini. "Bayangkan biaya produksi satu telur Rp 3.000, kita jual laku Rp 6.000/telur. Setiap produksi kita selalu sold out (terjual)," katanya. Reginald ingin bisnis ini terus dia tekuni karena pasarnya yang cukup besar. Selain itu, ia sedang mencari varian rasa terbaru agar konsumen tidak hanya menikmati telur asin rasa bawang dan udang. "Kita baru memulai bisnis ini 6 bulan yang lalu. Inovasi rasa kita akan lebih optimalkan. Market telur asin di Indonesia sangat tinggi ditambah lagi orang Indonesia sangat konsumtif," sebutnya. disadur dari DETIK

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini