"Stealth Messenger" Aplikasi Chatting Ekstra Aman Karya Anak Negeri

"Stealth Messenger" Aplikasi Chatting Ekstra Aman Karya Anak Negeri
info gambar utama
Layanan instant messengerkian meriah. Selain diisi oleh pemain besar yang sudah ternama, aplikasi baru terus bermunculan. Bahkan beberapa developer lokal pun mencoba peruntungan dengan menggelar layanan serupa. Ada Catfiz Messenger buatan arek Surabaya yang telah memiliki jutaan pengguna dan diminati di Timur Tengah. Kemudian IMES (Indonesia Messenger) besutan PT Gobsindo Utama yang peluncurannya beberapa waktu lalu dihadiri sejumlah menteri dan politisi. Ternyata, masih ada satu lagi aplikasi chatting buatan developer Indonesia yaitu Stealth Messenger. Aplikasi ini dikembangkan oleh Rockliffe System yang kantor pusatnya bermarkas di California Amerika Serikat. Stealth IM tergolong baru. Kepada Selular.ID, Silvy Fauziah, Marketing Rocliffe Indonesia mengatakan bahwa Stealth Messenger dirancang khusus untuk berfokus pada security & privacy bagi para pengguna layaknya berbicara face-to-face. “Sejatinya, Stealth Messenger dibuat untuk menjawab kekhawatiran dari para pengguna smartphone yang secara tidak langsung merasa ‘diawasi’ aktivitasnya oleh pemerintah, bahkan konten pesan maupun panggilan pun faktanya termasuk dalam radar pengawasan,” ujar Silvy. Wanita ini menambahkan Indonesia telah menjadi bukti nyata perihal adanya penyadapan setelah terungkap dalam dokumen rahasia yang dibocorkan mata-mata Amerika yang membelot, Edward Snowden yang menyebut nama sembilan orang lingkaran dekat istana sebagai target mata-mata. “Dari sanalah, Rockliffe System menyadari bahwa dewasa ini sangat penting untuk memiliki media komunikasi yang aman dan berdedikasi,” ungkapnya. Yang menarik, meski kantor pusatnya berada di Amerika, ternyata yang mengembangkan aplikasi ini adalah anak bangsa. Rocliffe memiliki kantor di Indonesia tepatnya di bilangan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta. “Proses pembuatannya sepenuhnya melibatkan tim developer dari Rockliffe Indonesia sehingga dapat dikatakan bahwa Stealth Messenger adalah hasil karya anak Bangsa dan kita patut berbangga hati,” kata Silvy menerangkan. Rockliffe sesumbar bahwa Stealth adalah salah satu aplikasi chat teraman yang mempunyai 3 lapis keamanan yang dikembangkan dari hasil team engineer terbaik dan berpengalaman. Aplikasi dirancang untuk dapat dioperasikan dengan cepat dan efisien di perangkat Android dengan spesifikasi terendah termasuk pada jaringan selular yang buruk. Dengan gamblang, Silvy menerangkan kemampuan aplikasi ini dibanding kompetitor dengan mengatakan, “Tidak seperti Telegram, Stealth Messenger merupakan aplikasi yang dibangun dengan prioritas keamanan berlapis untuk melindungi privasi para penggunanya.” Menurutnya, di dalam Stealth terdapat penggabungan enkripsi 3 lapis yang membuat isi obrolan, data pengguna bahkan layar obrolan aman tidak mungkin tersadap oleh siapapun bahkan dari tim pengembangnya sendiri karena tidak ada data yang tersimpan di dalam server. Menggunakan teknologi AES/EAX serta fungsi derivatif password PBKDF, aplikasi ini didukung oleh teknologi canggih dan powerful. “Dilengkapi oleh sistem keamanan berlapis tidak menjadikan Stealth Messenger sulit untuk digunakan malah penggunaanya sama mudahnya seperti menggunakan aplikasi chatting seperti Whatsapp atau Line. Tapi bedanya dengan menggunakan stealth pengguna tidak perlu khawatir akan keamanan atau risiko isi obrolan jatuh ke tangan yang tidak bertanggung jawab karena Stealth benar-benar sangat aman,” ujarnya berpromosi. Stealth sendiri saat ini masih mengadopsi bisnis model freemium dengan jumlah pengguna aktif sekitar 5000 pengguna tersebar diseluruh dunia. Jika dilacak di Google Play Store, komentar dari pengguna pertama kali pada 17 Juli 2014 dan saat inipun masih di versi 1 sehingga usianya belum genap 1 tahun. Walaupun masih terbilang baru di Indonesia, Rocliffe yakin Stealth dapat menjadi warna baru di dunia aplikasi chatting khususnya di Indonesia. Tantangan yang dihadapi Rockliffe jelas bukan masalah keamanan data maupun kemampuan fitur karena mereka sudah ahli di bidang ini. Tugas berat mereka adalah meyakinkan konsumen untuk menggunakan aplikasi ini. Yang mana saat ini sudah dijejali dengan cukup banyak aplikasi messenger. Beberapa pemain yang memiliki modal besar seperti Line, Kakao, dan WeChat bahkan sering kita lihat iklannya muncul di televisi. Sebagai upaya untuk merangkul banyak pengguna. Hingga saat ini, redaksi masih belum pernah melihat promosi dari aplikasi ini, baik iklan digital maupun tradisional. Saat mencoba untuk install aplikasi, hanya ada dua teman di kontak yang menggunakannya. Sehingga masih belum efektif untuk penggunaan sehari-hari dan memaksimalkan fiturnya. Bagaimanapun juga, aplikasi sebagus apapun, kalau tidak ada yang memakai, percuma saja. Seluler.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini