Dua Tahun Lagi, Produksi Ponsel Dalam Negeri Tembus 35 Juta Unit

Dua Tahun Lagi, Produksi Ponsel Dalam Negeri Tembus 35 Juta Unit
info gambar utama
Pelaku industri ponsel optimistis produksi ponsel di dalam negeri akan menembus 35 juta unit pada dua tahun mendatang seiring dengan kebijakan tingkat kandungan dalam negeri jenis 4G LTE. Vice President Samsung Electronic Indonesia (SEIN) Lee Kang Hyun mengatakan keberhasilan tersebut hanya bisa dilakukan jika pemerintah konsisten dan tegas dalam menjalankan beleid kewajiban produksi di dalam negeri. Sayangnya, pelaku industri belum bisa melihat beleid TKDN untuk produk 4G LTE yang diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut. “Konsumsi ponsel tahun ini sudah menembus 50 juta unit, kalau pemerintah bisa memastikan ketegasan dalam pengawasan dan konsistensi kebijakan maka sangat mungkin bisa di produksi sebesar itu ,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, baru-baru ini. SEIN sendiri dalam waktu dekat akan meresmikan pabrik ponsel terbarunya di kawasan Bekasi yang mampu memproduksi jenis featured phone dan 4G LTE. Lee mengatakan saat ini dominasi konsumsi masih pada featured phone, tetapi dalam dua tahun mendatang dominasi tersebut dipatahkan oleh smartphone. Lee mengharapkan pemerintah mampu menterjemahkan definisi TKDN dengan mendetail, sehingga dapat diaplikasi oleh pelaku industri. Pasalnya, hingga kini besaran TKDN dan cara penghitungannya masih simpang siur, seiring belum diterbitkannya beleid tersebut. “Industri yang punya komitmen sudah siap untuk memproduksi, kami tinggal menunggu kepastian regulasinya. Harapannya, kebijakan tersebut tidak menguntungkan satu pihak saja,” ujarnya. Produsen ponsel multinasional yang hingga kini telah berkomitmen untuk merakit ponsel 4G LTE di dalam negeri selain Samsung, a.l Oppo, Haier, Axus, Andromax, Huawei, ZTE dan lainnya. Selain pemain global, brand lokal yang siap bersaing juga tidak kalah banyak, sebut saja Polytron, Evercross dan lainnya. “Persaingan nantinya akan menarik, karena pemain lokal juga bisa bertanding merebutkan pasar. Karena pasar ponsel Indonesia begitu besar,” tambahnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini