Tiga Tahun Terakhir, Indonesia Raja Kakao

Tiga Tahun Terakhir, Indonesia Raja Kakao
info gambar utama
Permintaan terhadap kakao yang terus meningkat di dunia membuat pemerintah ingin menggenjot produksi kakao yang belum maksimal. Pemerintah optimistis dalam kurun waktu tiga tahun ke depan Indonesia bisa menjadi raja dalam produksi kakao. "Produksi kita mau dua kali lipat untuk tiga tahun ke depan, jadi 1,5 juta ton. Kita bisa jadi nomor satu di dunia," kata Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi, di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Pemerintah telah menyediakan dana untuk meningkatkan produksi kakao di dalam negeri. Namun, Sofyan menyebut, dana yang telah disediakan tak banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi. Tercatat, dalam enam bulan pertama ini, hanya 10 persen dana yang dipakai dari total Rp1,4 triliun yang dianggarkan. Sofyan pun meminta kepada para kepala daerah untuk dapat memanfaatkan dana ini secepatnya. "Harus dipercepat soal bibit unggul, penyuluhan, dan pupuk untuk hadapi penyakit, serta fermentasi untuk meningkatkan harga kakao itu," pungkas dia. Sementara itu, Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim menyebut, perkebunan kakao yang ada di Sumatera Barat (Sumbar) saat ini tercatat seluas 153 ribu hektare (ha). Produksi kakao di Sumbar sendiri tercatat 83.000 ton per tahun. "Luas lahan kakao akan kita kembangkan menjadi 250 ribu ha. Insya Allah dalam rangka menunjang produksi Indonesia untuk melebihi Ghana, saya kira bisa dicapai dalam dua hingga tiga tahun," pungkas Muslim. ABD

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini