Teknologi Sawit Indonesia diminati Universitas Meksiko

Teknologi Sawit Indonesia diminati Universitas Meksiko
info gambar utama

Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan luas lahan mencapai 6 juta hektar (hampir dua kali ukuran luas negara Belgia). Kekuatan produksi Indonesia ini tentu saja didukung dengan teknologi pengolahan sawit yang baik dan unggul. Keunggulan ini kemudian menjadi bakal kerjasama dua universitas besar di Indonesia Institut Teknologi Bandung dan Institut Pertanian Bogor yang sepakat untuk menjalin kerja sama dengan sebuah universitas ternama di Meksiko,  Universidad Juárez Autónoma de Tabasco (UJAT).

Dalam seminar bersama yang berlangsung di Villahermosa, Tabasco, Meksiko pada 3-8 Agustus tersebut, Rektor UJAT, Dr. José Manuel Piña Gutiérrez, menyampaikan keinginan untuk melakukan transfer teknologi dengan Indonesia di bidang pertanian, khususnya kelapa sawit, yang menjadi keunggulan Indonesia.Hadir pada acara tersebut, Duta Besar RI untuk Meksiko, Yusra Khan, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Kadarsah Suryadi,  Rektor IPB, Prof. Herry Suhardiyanto beserta para dosen peneliti ITB dan IPB. “Keinginan UJAT untuk meningkatkan kerjasama dengan ITB dan IPB disambut baik oleh Dubes RI untuk Meksiko sebagai bagian dari penguatan hubungan bilateral Indonesia dan Meksiko,” ungkap rilis KBRI Meksiko yang diterima Tempo, Ahad, 9 Agustus 2015. Dubes Yusra juga mengundang civitas akademika UJAT untuk menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan melakukan kegiatan riset bersama. Pada kesempatan tersebut, Prof. Kadarsyah mempresentasikan beragam inovasi riset dan teknologi yang diciptakan, dan kerjasama internasional yang telah dilakukan ITB. Adapun Prof Herry menyampaikan potensi akademis IPB, antara lain pusat penelitian produksi pertanian, pangan, peternakan, food processing, biodiversitas, dan energi terbarukan, dan inovasi yang diantaranya sudah dikomersialisasikan. Delegasi Indonesia juga mengadakan pertemuan dengan civitas akademika UJAT, pertemuan dengan Gubernur Tabasco, Arturo Núñez Jiménez, pejabat pemerintah dari Kementerian Ekonomi dan Kementerian Energi, serta  pengusaha Tabasco, dan kunjungan ke pusat penelitian UJAT dan lokasi perkebunan dan peternakan utama di Tabasco.


sawit Perkebunan Sawit

Sejumlah kesepakatan yang dicapai sebagai rencana tindak lanjut kerjasama ketiga perguruan tinggi, antara lain akan dibentuknya konsorsium ITB, UJAT dan IPB dimana ketiga perguruan tinggi akan mengadakan pertemuan rutin tahunan dan pertukaran visiting professors.Selain itu, penjajakan pengusaha Tabasco untuk pengadaan flying boat “wing in surface effect aircraft dan drone hasil rekayasa ITB. Direncanakan pula kunjungan pengusaha peternakan dan perkebunan kelapa sawit di Tabasco ke Indonesia. Disepakati pula rencana riset  bersama mengenai embryo transfer, pengolahan kelapa sawit dan biomassa lain menjadi bahan bakar dan produk olahan lain. Serta pembentukan joint Master Program untuk bidang studi aktuaria (finance) antara ITB dan UJAT, dan bidang food science and agronomitropical antara UJAT dan IPB. Terselenggaranya Seminar bersama tersebut merupakan salah satu bentuk implementasi Nota Kesepahaman (MoU) antara UJAT dan ITB serta UJAT dan IPB, yang masing-masing ditandatangani pada 2014 dan 2013. UJAT merupakan salah satu perguruan tinggi terbesar dan terkemuka di Tabasco yang telah berdiri sejak 1861. Universitas ini juga termasuk dalam daftar perguruan tinggi terbaik di Meksiko berdasarkan peringkat dari Kementerian Pendidikan Meksiko (SEP). Selain dengan Indonesia, UJAT telah melakukan kerjasama internasional dengan berbagai institusi penelitian dan pendidikan serta perguruan tinggi di Asia (Thailand dan Cina), Perancis, Amerika Latin dan Amerika Serikat.

Tempo.co/Natalia Santi

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini