Mobil Listrik karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember diuji coba Tour de Java Bali

Mobil Listrik karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember diuji coba Tour de Java Bali
info gambar utama
Mobil listrik bertenaga surya Widya Wahana V hasil karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mulai menjalani uji coba kendara sejauh hingga 1.200 kilometer (km) dari Jakarta hingga Bali tepat pada peringatan 70 Tahun Kemerdekaan Indonesia. "Tour de Java Bali ini menjadi uji coba sebelum ikut World Solar Challenge di Australia pada bulan Oktober, melintasi Australia mulai dari Darwin hingga Adelaide," kata dosen pembimbing Tim mobil balap surya ITS Nur Yuniarto di Gedung BPPT II, Jakarta, Senin. Selama mengikuti Tour de Java Bali rencananya mobil surya ini akan melakukan pitstop (berhenti) di Semarang dan Banyuwangi sebelum akhirnya berhenti di Denpasar.
mobil solar Mobil tenaga Matahari Widya Wahana V" (WW-V) (Foto:Republika.co.id)

Generasi V mobil surya yang dikembangkan mahasiswa ITS ini, menurut dia, disiapkan untuk dapat mengangkut dua orang. "Perbedaan di generasi ini pada penumpang, karena sebelumnya kursi hanya untuk supir saja tapi kali ini satu penumpang lain bisa ikut dalam mobil". Dengan kecepatan maksimal 150 km per jam mobil listrik bertenaga surya yang menggunakan motor listrik berkekuatan 12x2 kw ini ia mengatakan mampu menempuh jarak tempuh mencapai 700 km per charge. Mobil yang menggunakan carbon fiber body dan chasis berupa semi monocoque poly-propane Honeycomb ini memiliki total berat mencapai hingga 300 kilogram (kg), dan menggunakan baterai lithium ion high capacity 97,2 volt DC, 15 Kwh sudah dikembangkan sejak 2013. Sementara itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir mengatakan uji coba Tour de Java Bali ini harapannya juga sekaligus dapat mensosialisasikan pentingnya pengembangan transportasi bertenaga alternatif, khususnya tenaga surya atau matahari pada masyarakat Indonesia.
"Mobil dengan bertenaga surya ini merupakan teknologi masa depan yang semakin banyak dikembangkan di dunia. Termasuk mereka yang berada di Silicon Valley juga mengembangkan teknologi ini,"
Ke depan, ia berharap body mobil listrik bertenaga surya ini dapat dikembangkan dengan menggunakan aluminum. Sejauh ini, menurut dia, pengembangan mobil listrik di Tanah Air terkendala hanya pada baterai lithium sebagai penyimpan energi. Saat ini, riset pengembangan baterai lithium untuk mobil listrik nasional masih dilakukan oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), sejumlah perguruan tinggi, dan berkolabirasi dengan pihak swasta. antaranews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini