[wonderfuleasjava] 'Emas' diantara Api Biru

[wonderfuleasjava] 'Emas' diantara Api Biru
info gambar utama
Beberapa dari kita mungkin hanya pernah melihat api biru dari kobaran pemantik api atapun kompor gas di rumah kita. Warnanya biru terang dan jelas sangat panas. Tapi bagaimana bila ternyata api biru tersebut berada di gunung, langsung dari perut bumi? Pernahkah anda melihatnya? Api biru atau mereka sebut dengan blue fire ini adalah sebuah kekayaan alam milik Indonesia yang sudah sangat terkenal di dunia internasional. Sebab, di dunia ini kabarnya hanya ada dua lokasi untuk melihat blue fire yaitu di Indonesia yaitu Kawah Ijen, dan di Perancis. Kabar baiknya adalah saya beberapa waktu lalu mendapatkan kesempatan untuk melihatnya secara langsung. ijen Perlu diketahui bahwa blue fire hanya bisa dilihat ketika malam hari. Semakin gelap malam akan semakin jelas warnanya, oleh karena itu kita perlu memuncak ke kawah ijen pada jam-jam tergelap malam yaitu sesaat sebelum matahari terbit. Kendaraan off-road adalah opsi yang mungkin untuk mengantar ke pos parkir sebelum masuk ke wilayah pegunungan ijen. Perjalanan dari tempat peristirahatan yang berada di kota menuju ke lokasi pos parkir memakan waktu sekitar 45 menit (asumsi berangkat malam) dengan pendakian menuju kawah bisa mencapai satu jam sampai dua jam. . Mendaki dalam keadaan gelap dan berangin seperti musim ini adalah tantangan yang berat. Untuk menuju kawah kita perlu berangkat dengan pakaian hangat yang lebih tebal kemudian pelan-pelan mendaki ke pos pertama yaitu pos pembayaran tiket masuk. Wisatawan domestik untuk memasuki taman wisata kawah ijen adalah sebesar 5000 rupiah di hari aktif (weekdays). Sedangkan untuk akhir minggu (weekend) atau hari libur adalah sebesar 7.500 rupiah. Ini baru tahap pemanasan saja, dari pos ini untuk ke kawah akan memakan waktu sekitar satu sampai satu setengah jam. Perjalanan mendaki akan sangat curam, terlebih pada musim kemarau seperti ini jalur pendakian menjadi kering dan licin karena pasir. Kabar baiknya adalah kita hanya perlu menyusuri jalur utama yang ada sampai ke pos kedua, setelah itu lanjut ke pos stasiun troley. Jika sudah terlihat troley berjajar artinya kita sudah sangat dekat dengan Kawah Ijen. Melangkah beberapa puluh meter kedepan akan terlihat banyak orang berkumpul dan kepulan asap dari kawah. Di titik inilah terlihat samar-samar api berwarna biru itu. ijen Bagi saya yang belum pernah melihat api biru yang terkenal ini, dengan suasana yang sedikit sesak karena gas belerang namun angin dingin terus menerpa, terasa sangat emosional. Setelah sekian lama foto kawah Ijen terpampang di tembok kamar akhirnya saya sampai. Namun saya memutuskan untuk tetap di bibir kawah dan tidak turun kebawah karena waktunya sudah sangat mepet dengan matahari terbit. Artinya saya tidak memiliki waktu untuk turun melihat api biru itu dari dekat, sedikit sedih sih karena tidak mendapatkan satu fotopun yang bisa menangkap indahnya blue fire. Tapi ini berarti suatu saat saya harus kembali lagi. Saat menunggu rombongan yang turun ke kawah kembali ke bibir kawah, saya menunggu di atas dan mengamati para penambang yang berlalu lalang. Betapa kuatnya mereka ini naik turun kawah dengan memanggul belerang padat yang beratnya bisa berkilo-kilo. Saya sempat berbincang sebentar dengan seorang penambang sedang beristirahat tidak jauh dari tempat saya duduk. Dirinya mengaku bahwa setiap hari dirinya berangkat dari rumah pukul 00.00 dan membawa turun sekitar 40-50 kilo beban bahkan bisa dua kalilipatnya jika dia kembali ke atas. Siang harinya dirinya masih berangkat bercocok tanam. ijen2 Sejujurnya saya tidak bisa membayangkan betapa kuatnya mereka, beban seberat itu bila dibandingkan dengan beban pendakian normal dengan berat maksimal carrier terbesar hanya sebesar 3/4 dari beban yang dipanggul para penambang itu. Bagi mereka mungkin kawah ijen sudah menjadi tambang 'emas'. Bukan hanya dari hasil belerangnya saja tapi juga dari dampak pariwisatanya seperti mereka menjadi bisa belajar bahasa asing untuk menjadi guide perjalanan. Mereka tidak hanya mahir berbahasa Inggris namun juga bahasa internasional lainnya seperti Jerman atau Perancis. Warung-warung mereka pun turut menjadi ramai dikunjungi para wisatawan mancanegara. Menurut saya, inilah 'emas' diantara api biru yang menyala-nyala itu. Diantara wajah-wajah yang tertutup masker gas dengan masih memperlihatkan mata-mata berbinar di kawah dengan asap yang menyesakkan dada ini. Mungkin inilah esensi dari sebuah perjalanan, untuk memahami makna syukur dan terinspirasi dari perjuangan orang-orang yang kita temui di setiap perjalanan. Nyatanya, Indonesia masih akan menceritakan jutaan cerita pada kita semua sebagai seorang traveler. ijen Surabaya, 3 September 2015. A week after the trip. This trip provided by the Ministry of Tourism of the Republic of Indonesia, Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Singapore, Garuda Indonesia – Singapore, and Nuffnang Singaporean Blogger Alliance

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini