Mahasiswa Asal Tulungagung Bantu Kemenkes Inggris Atasi ‘sampah’ darah

Mahasiswa Asal Tulungagung Bantu Kemenkes Inggris Atasi ‘sampah’ darah
info gambar utama
Mahasiswa program doktoral Indonesia, Luluk Lusiantoro, akan mendapatkan penghargaan disertasi terbaik 2015 bulan Oktober ini, setelah berhasil mengkalkulasikan berapa darah yang harus dipasok. Penelitian Luluk difokuskan pada pasok darah – yang hanya berumur antara 21-30 hari- dan banyak yang terpakai karena keterbatasan waktu pemakaian.
Luluk Siantoro, mahasiswa asal Indonesia yang menempuh pendidikan di Cranfield University, UK Luluk Siantoro, mahasiswa asal Indonesia yang menempuh pendidikan di Cranfield University, UK

Kementerian Kesehatan Inggris, kata Luluk, terpaksa membuang “darah yang tidak terpakai” dalam jumlah banyak padahal dengan harga yang mahal sekitar £125 (Rp2,4 juta).

Pihak Universitas Cranfield – tempat Luluk melakukan studi- menghubungkannya dengan Kementerian Kesehatan Inggris dengan ke tur ke pusat darah di Bristol dan melihat pengolahan darah di Rumah John Radclife, Oxford. Aplikasi penelitian Luluk ini bisa membuat Kementerian Kesehatan Inggris menghemat sekitar £96.000 (sekitar Rp2 miliar) setiap bulan.

Mahasiswa doktoral program Leadership & Management ini mengatakan tertarik melakukan penelitian serupa di Indonesia namun menurutnya persediaan darah di Indonesia tidak berlebih seperti di Inggris dan bahkan cenderung kurang.

Mahasiswa asal Tulungagung ini akan menerima penghargaan dari asosiasi supply chainThe Chartered Institute of Logistic and Transport (CILT) secara resmi bulan Oktober ini dalam acara Research Network Conference 2015.

Congratulations, Luluk!

Sumber: BBC Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini