Prestasi Pria Asal Surabaya ini Bermula dari Kapal Othok-Othok

Prestasi Pria Asal Surabaya ini Bermula dari Kapal Othok-Othok
info gambar utama
Menyandang gelar sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tantangan berat. Memiliki pasar yang besar maka akan diperlukan angkutan laut yang menghubungkan serta menyuplai kebutuhan primer dan sekunder ke seluruh wilayah Nusantara. Mewujudkannya harus dimulai dari sebuah impian besar talenta-talenta anak bangsa. Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang adalah salah satu anak bangsa yang sudah malang melintang di dunia perkapalan tanah air bahkan internasional. Masa kanak-kanaknya dipenuhi impian membuat kapal, hobinya pun membuat kapal-kapalan, inspirasinya berasal dari mainan legendaris bernama kapal othok-othok. Kini setelah usianya separuh baya ia benar-benar membuat kapal yang mengarungi lautan, persis seperti mimpinya di masa lalu. Kaharuddin Djenod Pria bergelar lengkap Dr Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang, M.Eng ini adalah laki-laki berkelahiran Kota Pahlawan, Surabaya 14 Maret 1971. Putra dari pasangan Roselin Trislan dan Otjan Daud Djenod Dg Malladja ini sempat kuliah di Arsitektur Universitas Hasanuddin dan Teknik Penerbangan ITB namun kemudian mendapat beasiswa dari BJ Habibie ke Universitas Nagasaki. Saat kuliah di Jepang inilah dirinya mendalami dunia perkapalan. Djenod kemudian mendapatkan gelar doktornya di Hiroshima University, Jepang di bidang arsitektur perkapalan (Naval Architecture) dan sempat meraih Mahasiswa Terbaik Studi Perkapalan se-Jepang di tahun 1997. Ketika dirinya kuliah S3 di Jepang tersebut, Djenod berhasil membuat algoritma sistem optimasi desain kapal untuk kapal kontainer, yang diperlukan untuk mencapai efisiensi dalam proses pembangunan kapal. Temuannya itu kemudian dia patenkan dan banyak digunakan oleh perusahaan kapal di Jepang. Pengalamannya mendesain kapal tidak bisa diragukan lagi, dirinya telah mendesain lebih dari 350 kapal milik perusahaan Jepang. Sebanyak 350 desain kapal ia hasilkan selama dirinya bekerja di Jepang sejak 2005 hingga 2011 atau rata-rata sebanyak 70 proyek per tahun dari mulai jenis Oil Tanker, Chemical Tanker, LPG Tanker, Pure Car Carrier, Container vessel, dan berbagai jenis kapal lainnya yang semuanya dibangun di Jepang. Keinginannya untuk membangun dunia maritim Indonesia mendorongnya untuk mendirikan perusahaan kapal di Surabaya bernama Terafulk Megantara yang didirikan pada tahun 2006. Melalui modal yang dikumpulkannya bersama kawan-kawannya, perusahaannya memfokuskan diri pada manufaktur kapal. Kapal pertama yang bangun perusahaannya bernama Tunas Terafulk I dan telah diluncurkan di Galangan Kapal Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pada 21 Desember 2010 yang lalu. Kapal ini relatif tidak besar, panjangnya sekitar 30 meter dengan bodi kapal terbuat dari aluminium dan kapasitas penumpang sekitar 70 kursi. Kapal kelas ini adalah kapal pertama di Indonesia yang keseluruhan proses pembuatannya, mulai dari desain hingga produksinya dikerjakan oleh Putra Indonesia.
Tunas terafulk 1 Tunas terafulk 1

Kapal keduanya Tunas Terafulk II, kapal dengan jenis yang sama, yakni kapal penunjang produksi migas kelas Crewboat dengan kapasitas 70 Pax dan ukuran panjang 30 meter yang dikerjakan di galangan di Madura sedang dalam proses pengerjaan. Pria yang tahun 2012 lalu mendapatkan penghargaan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award ini juga mengungkapkan bahwa dirinya siap untuk membangun kapal selam untuk Indonesia. Hal tersebut disampaikan Kaharuddin di hadapan Ketua DPR Setya Novanto dan sejumlah tamu undangan Penghargaan Achmad Bakrie (PAB) di Djakarta Theatre, Jumat, 21 Agustus 2015. "Saya siapkan desain kapal selam 30 meter, jika Indonesia mau buat dan jalankan itu dengan tenaga kita sendiri, saya siap untuk membangunnya," ujar ilmuwan yang telah menimba ilmu perkapalan di Jepang selama 15 tahun tersebut. Kaharuddin Djenod memiliki harapan agar bangsa Indonesia mampu mandiri dalam bidang maritim. Dirinya juga menyatakan terinspirasi salah satu pesan mantan Presiden Sukarno tentang kedaulatan maritim. "Sebagai putra bangsa, saya ingin realisasikan pesan Bung Karno pada Januari 1950, hendaknya Indonesia membangun industri maritim dan dirgantara jika ingin memperkuat pertahanan," ucapnya. Melihat demikian banyak prestasinya sudah selayaknya generasi muda Indonesia melihat dan belajar kepadanya. Djenod sendiri berharap pada kaum muda di Indonesia untuk memiliki kesadaran secara nasional akan potensi bangsa untuk maju dan mau berkiprah secara global. "Jika kesadaran ini tidak dimiliki maka pola ekonomi kita yang hanya menjadi bangsa konsumen dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bantuan asing akan terus berlanjut," pungkas Djenod.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini