Pria Lulusan SMK ini Ciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Pria Lulusan SMK ini Ciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut
info gambar utama
Indonesia merupakan negara besar yang memiliki banyak potensi. Pertumbuhan ekonominya tumbuh pesat seiring dengan kemajuan teknologi, pendidikan, dan pemanfaatan sumber daya alam. Namun dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat tersebut Indonesia banyak membutuhkan energi listrik sebagai bahan baku dari produktifitas. Kelangkaan energi listrik banyak ahli mengatakan akan menghambat Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Melihat permasalahan kelangkaan energi listrik tersebut seorang anak bangsa bernama Zamrisyaf asal Desa Sitalang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat berusaha memanfaatkan sumber daya yang banyak tersedia di alam untuk memproduksi listrik. Dirinya menciptakan pembangkit listrik tenaga gelombang, dengan sistem bandulan (PLTG-SB) yang mampu menghasilkan daya hingga 2.000 watt.
Zamrisyaf PLTG Relawan melakukan uji coba Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut - Sistem Bandulan (PLTGL-SB), di Muara Penjalinan, Padang, Sumbar. (Foto: Iggoy el Fitra / ANTARA FOTO)

Pembangkit listrik yang diciptakan pria yang mengaku hanya lulusan Sekolah Teknik Menengah (sekarang SMK) ini berupa perahu ponton dengan panjang 4,8 meter, lebar 3 meter dan tinggi 3 meter berbentuk segitiga terbalik dengan berat sekitar 13 ton. Sumber energi listrik berasal dari bandul yang dipasang horizontal menggunakan sumbu di atas ponton yang akan berayun ketika ponton digoncang gelombang. Energi yang dihasilkan dari putaran bandul yang memiliki lengan dengan panjang 1,7 meter itu disalurkan pada sebuah dinamo. Untuk mengoperasikan alat tersebut cukup membawanya ke laut dengan jarak sekitar 100 meter dari pantai dan sebagai penahan agar ponton tidak hanyut digunakan jangkar. Selama masih ada gelombang, ponton akan terombang ambing, maka bandul terus berputar menghasilkan energi untuk disalurkan dan diubah menjadi listrik. "Tak sedikit yang mencemooh bahkan sampai mengatakan apa yang saya lakukan adalah pekerjaan gila," katanya, saat pertama kali mengetes alat itu di kawasan pantai Pasia Nan Tigo Kecamatan Koto Tangah, Padang. Inovasi penemuan pria kelahiran 19 September 1958 itu diklaim sangat ramah lingkungan dan murah, sebab menurutnya, gelombang laut tersedia sepanjang waktu dan tidak terkdnala waktu 12 jam seperti pembangkit listrik panel solar yang bergantung pada matahari. Kota Padang, Sumatera Barat yang menurut perhitungan mengalami kekurangan listrik sebesar 30 megawat akan dapat terselesaikan bila Zamrisyaf mampu membuat PLTG-SB ini sebanyak 100 unit. Unit sebanyak itu menurutnya akan bisa menghasilkan 20 megawatt listrik yang akan mampu membantu PLN mengatasi krisis listrik. Dirinya juga mengaku berencana mengembangkan alat ini untuk dipasang di kapal nelayan sehingga tersedia sumber energi listrik yang lebih murah daripada diesel. "Listrik yang ada di kapal dapat dimanfaatkan untuk mendinginkan ikan sehingga hasil tangkapan tetap segar," jelasnya. Zamrisyaf yang juga pernah mendapatkan penghargaan Kalpataru di tahun 1983 ini mengaku prihatin dengan Indonesia yang tidak mampu memanfaatkan potensi energi alternatif yang ada, namun dirinya optimis generasi muda dapat mengatasinya bila mau melihat lingkungan sekitar. antaranews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini