Kelompok Musik Etnik ini Bawa Aceh Mendunia

Kelompok Musik Etnik ini Bawa Aceh Mendunia
info gambar utama
Kelompok musik dengan tradisi etnik di Indonesia memang tidak banyak jumlahnya. Terlebih kelompok-kelompok musik tersebut umumnya memiliki sedikit basis penggemar yang relatif kecil bila dibandingkan dengan kelompok musik populer yang ada di kota-kota besar di Indonesia. Namun meski kelompok musik ini terkesan terasing, nyatanya salah satu kelompok musik etnik dari Indonesia lebih banyak digemari di luar negeri. Kelompok musik etnik KanDe yang berasal dari Aceh misalnya. Kelompok musik KanDe ini terdiri dari 12 personil. Mereka banyak memadukan musik Tradisi Aceh yang didominasi perkusi (Rapai, Geundeurang, tamboe, Rapai Pasee) dan seureune kalee. Meski memperkenalkan diri sebagai kelompok musik etnik, KanDe tidak serta merta meninggalkan musik modern. Sebab, dalam beberapa penampilannya mereka masih melibatkan alat-alat modern. Kande Band Banyak penonton yang mengaku terkesan dengan kelompok musik ini. "Its a amazing," ujar penonton yang mengaku belum pernah menyaksikan pertunjukkan kelompok musik KanDe. Sajian lagu kelompok musik paduan etnik dan modern yang berdiri sejak 26 Maret 2000 ini selalu mengandung makna perdamaian, selain itu KanDe juga membawakan lagu-lagu yang menyangkut dengan lingkungan, disamping sejumlah lagu yang menyiratkan nasehat. Apresiasi terhadap KanDe pun berdatangan dari berbagai negara. Berbagai negara di Eropa seperti Inggris dan Skotlandia, mengundang mereka untuk menampilkan performa musiknya yang khas Aceh. Penampilan mereka yang terbaru adalah di Opening Ceremony ajang pameran buku terbesar dunia, Frankfurt Book Fair 2015 di Jerman. Tidak hanya berkesempatan untuk menampilkan musik Aceh, KanDe juga mendapatkan apresiasi berupa penghargaan diantaranya adalah Herald Angel Award 2015 di Edinburgh Fringe Festival, bulan Agustus yang lalu. Kata KanDe berasal dari bahasa Aceh yang berarti "Lampu Gantung". Lampu ini mempunyai sembilan sumbu yang menjadi penerang bagi masyarakat yang pada saat itu berada dalam keadaan gelap gulita didera konflik yang berkepanjangan. kande Pada awalnya kelompok ini beranggotakan sembilan personil yang mencerminkan makna dari nama KanDe. Saat tsunami menghantam Aceh pada 26 Desember 2004 KanDe kehilangan salah satu sumbunya, Amir. Selain Amir, bassis utama KanDe juga menjadi korban dalam bencana tersebut. Saat ini KanDe berusaha menjadi kelompok musik yang menjadi sarana penerang dan penyejuk hati dengan syair islami, dan balada serta syair-syair yang mengangkat masalah sosial yang menyejukkan serta membangkitkan semangat rakyat dalam rangka Aceh menuju masyarakat Aceh yang Maju, bermartabat, dan disegani oleh dunia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini