Tenaga Kerja Indonesia Bawa Reog Juara 2 di Korea

Tenaga Kerja Indonesia Bawa Reog Juara 2 di Korea
info gambar utama
Seni tradisional Reog yang dibawakan para tenaga kerja Indonesia (TKI) berhasil meraih juara kedua dalam avara Migrants Arirang Multicultural Festival (MAMF) atau Festival Kebudayaan Tenaga Kerja Asing di Korea Selatan. Acara tersebut digelar pada 1-4 Oktober lalu. Keberhasilan para TKI itu disampaikan Deputi Perlindungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Lisna Yoeliani Poeloengan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (7/10). Lisna hadir dalam acara itu mewakili Kepala BNP2TKI Nusron Wahid. reog Dikatakan, BNP2TKI menyambut baik keikutsertaan perwakilan TKI dalam acara MAMF itu. Acara tersebut diharapkan bisa meningkatkan kreatifitas antarbudaya dalam rangka melindungi, mengintegrasikan, serta menyelaraskan budaya dari negara pengirim dan negara penerima tenaga kerja asing atau migran. Lisna mengatakan, saat hadir pada acara tersebut dia menyampaikan bahwa pelaksanaan MAMF efektif dalam upaya melindungi hak-hak minoritas dalam suatu masyarakat multibudaya di Korea. Sebanyak 1,8 juta migran atau tenaga kerja asing di Korsel bisa berbaur dengan masyarakat setempat. "Festival ini untuk memberi kontribusi integrasi sosial serta mencegah konflik dan gesekan antara anggota sosial, karena budaya yang berbeda akibat jumlah migram terus bertambah," kata Lisna. Selain itu, ujarnya, festival multibudaya itu juga untuk membuat latar belakang masyarakat untuk hidup berdampingan serta saling menguntungkan dengan beragam budaya. "Pelaksanaan festival tersebut sangat penting terutama bagi pekerja migran yang berada di Korea Selatan, karena mereka sangat jauh dari keluarga dan kampung halaman," ujarnya. Lisna juga mengungkapkan, bahwa pesatnya pertumbuhan tenaga kerja ke Korea Selatan sangat mendukung baik untuk pembangunan di Negara Indonesia maupun di Korea Selatan. Menurut dia, inovasi, kreatifitas dari budaya bangsa sangat memberikan dampak yang positif terutama akan mempercepat penyesuaian dan harmonisasi dalam melakukan pekerjaan dan pergaulan sesama migrant atau masyarakat Korea Selatan pada umumnya. "Ke depan diharapkan melalui program-program multibudaya tersebut akan memperluas wawasan dan menambah keterampilan di bidang seni dan budaya sehingga ketika pulang, misalnya bagi TKI akan memberikan pengaruh positif baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat," jelasnya beritasatu.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini