Pondok Pesantren di Perut Bumi Ada di Tuban

Pondok Pesantren di Perut Bumi Ada di Tuban
info gambar utama
Sepintas gua itu terlihat tidak biasa. Orang pun bakal terkecoh andai tak membaca papan nama di mulut gua. Tertulis nama Pesantren Syekh Maulana Maghrobi. Tak disangka, gua batu ini adalah sebuah pesantren, tempat para santri belajar mendalami agama Islam. Saking uniknya, pesantren yang terletak di Dusun Wire, Desa Kedungombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ini lebih dikenal dengan sebutan Pesantren Perut Bumi. perut bumi Luas ponpes itu sekitar tiga hektare. Kedalaman bangunan ponpes di bawah tanah atau gua sekitar 20 meter. Menurut pendiri ponpes KH Subhan Mubarok, sebelum dibangun pondok areal ini adalah bekas tempat pembuangan sampah. Subhan mengaku membangun pondok ini tiga tahun lalu. "Setelah lama berkeliling mencari lokasi akhirnya saya menemukan tempat ini," tuturnya. Kini setelah dibenahi di dalam lingkungan pondok ada mesjid yang indah serta pertapaan yang disebut-sebut pertapaan asli. Uniknya lagi, santri di Ponpes Al-Maghribi kebanyakan mantan penjahat. "Banyak tamu dari luar negeri yang berkunjung ke tempat ini," kata Subhan. Usia Pesantren Perut Bumi memang masih terbilang muda. Pendaftaran secara resmi juga belum dibuka. Tak mengherankan, bila masih belum banyak santri yang mondok di sana. Walaupun ada santri memilih menetap, mereka adalah santri-santri yang datang perorangan atau yang sejak awal proses pembangunan pondok sudah terlibat. Adapun untuk mencapai ruang kelas, para santri ini harus melewati lorong-lorong sempit yang diapit batu-batu cadas. Celah sempit dan lorong-lorong gua ini saling berhubungan satu sama lain. Di dalamnya terdapat ruangan yang cukup luas untuk menampung ratusan santri. Tempat mereka mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan dari Kiai Subhan, pendiri dan pemimpin Ponpes Syekh Maulana Maghrobi. pondok perut bumi Sistem pencahayaan di gua pesantren ini cukup memadai. Selain dilengkapi sejumlah lampu neon, lubang-lubang di atap gua juga memberikan tambahan sinar, sekaligus ventilasi untuk sirkulasi udara. Beberapa kipas angin yang dipasang di atap gua pun membuat kondisi di dalamnya terasa cukup sejuk. Aktivitas ponpes ini tak ada bedanya dengan pesantren-pesantren lainnya. Hanya saja, seluruh kegiatan belajar-mengajar dilakukan di dalam gua, sesuai dengan namanya Pesantren Perut Bumi. Keberadaan Pesantren Perut Bumi ini tak lepas dari peran Abah Subhan--begitu K.H. Subhan Mubarak dipanggil. Pria berusia 59 tahun ini adalah seorang ulama yang pernah lama berguru kepada K.H. Abdullah Faqih, pengasuh Ponpes Langitan di Desa Wedangan, Kecamatan Widang, Tuban, Jatim. Liputan6.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini