Sudirman Maman Rusdi, Orang Non Jepang Pertama menjadi Direktur Daihatsu Motor Jepang

Sudirman Maman Rusdi, Orang Non Jepang Pertama menjadi Direktur Daihatsu Motor Jepang
info gambar utama
maxresdefault Selalu berpikir lebih maju menjadi modal bagi Sudirman Maman Rusdi, yang merintis karier dari tingkatan pekerja paling bawah ini menjadi orang nomor satu di PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Tak hanya itu, pria kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, ini juga menjadi orang non-Jepang pertama yang dipercaya menduduki jabatan Direktur Daihatsu Motor Company Ltd, sejak perusahaan Jepang ini berdiri pada 1907. Dalam sebuah wawancara penuh inspirasidengan dilansir dari Bisnis Indonesia, wawancara tahun 2012">Bisnis Indonesia,Sudirman tak hanya bercerita tentang perjalanan kariernya, tetapi juga memaparkan kunci-kunci mengatasi kesulitan, orang di balik suksesnya, agenda yang tengah dijalankan, hingga rencana yang menjadi obsesinya. Berikut petikannya: Bagaimana perjalanan Anda di Daihatsu? Ceritanya panjang. Sebelum masuk Daihatsu saya sudah bekerja 1,5 tahun sebagai chief bidang perencanaan pada perusahaan joint venture PT Aluminium Working Indonesia di Tangerang. Saya masuk Daihatsu pada 1978. Saya melamar, dari 86 orang yang dites, tiga orang lolos. Saat itu Daihatsu membuat komponen body, saya sebagai staf produksi. Pabrik saat itu masih kosong, saya membuat layout tempat untuk peralatan yang mau datang. Saat itu benar-bena dari nol, tempat makan saya makan saya bangun sendiri, baju-baju bergelantungan, saya bikin loker dari papan. Saya makan minum di atas mesin, dikerjakan dari siang, malam, sampai siang. Tiga bulan bekerja saya diangkat jadi karyawan. Tahun 1989 saya menjadi assistant manager manufacturing department, dan manajer pada 1989. Sejak Februari 2011 menjadi Presiden Direktur ADM, dan menjadi Direktur Daihatsu Motors Company (DMC), Jepang, sejak Juni 2011. Orang non-Jepang pertama jadi Direktur DMC? DMC itu berdiri pada 1907 untuk membuat mesin-mesin pertanian. Pada 1951 Toyota masuk, barulah namanya menjadi Daihatsu dan memproduksi mobil. Selama perjalanan panjang, hingga tahun lalu berumur 104 tahun tidak ada satu pun direksinya orang asing. Diangkat menjadi Presiden Direktur ADM saya merasa ini amanah dan kepercayaan, karena kepemilikan saham DMC 61,8% yang notabene presiden direk notabene presiden direk tur dari mereka. Astra sebagai pemegang saham kedua 31,8% dengan jabatan vice president, jabatan yang saya pegang sebelumnya. Yang pertama dikasih tahu waktu itu adalah Pak Hidayat, Menteri Perindustrian, saat Chairman DMC itu bertemu pada 31 Agustus 2010. Sebelum itu, Chairman DMC sempat bertanya pada saya tentang umur. Umur saya 56 tahun. Dia bilang perusahaan sudah besar, Anda sudah berkecimpung sejak lama membangun ADM, dan sebagai apresiasi perusahaan ini dipegang orang Indonesia. Dan saya percaya dipegang oleh Anda. Dia bilang jika sudah menjadi Presiden Direktur ADM bisa menjadi direktur di DMC, dan ini baru pertama kalinya terjadi. Bagaimana Anda menanggapinya? Semua itu adalah Tuhan yang menentukan, manusia hanya bisa berusaha. Saya anggap ini anugerah. Saya selalu berpikir satu langkah ke depan, saya belajar. Saat menjadi asisten manager, saya berpikir tugas dan tanggung jawab manager itu seperti apa. Ini bukan berambisi menduduki posisi itu, tetapi saat posisi itu ada, tentu akan diberikan kepada orang yang paling siap, tahu tugas dan tanggung jawabnya. Pengalaman tersulit apa yang pernah dialami? Saat krisis 1998 harus mengurangi orang. Daftarnya orang-orang yang pernah menjadi atasan, senior saya, meski Astra memberi kompensasi yang baik. Lalu saya memulai lagi dari nol lagi. Siapa-siapa yang saya tunjuk jadi kepala pabrik. Kalau mengenai turun naik produksi, sejak awal berkarier, itu biasa. Kesulitannya lebih kepada hati. Mereka yang bekerja bersama-sama saya 10-15 tahun dan pernah menjadi senior. Kata kunci untuk mengatasi kesulitan itu? Saya mengajak berpikiran logis dulu, bicara fakta, lalu dari hati ke hati. Ini kan bukan kehendak pribadi, tetapi karena tuntutan profesionalisme. Keputusan monumental yang pernah diambil? Saya lebih melihat ke depan bagaimana langkah strategi perusahaan. ADM ini harus seperti ini, saya ajukan ke Jepang, dan gayung bersambut. Contoh, mendirikan pabrik baru di Kawasan Industri Suryacipta, Karawang. Inspirasinya datang saat pulang dari Eropa. Di pesawat saya berpikir poyeksi pasar, dan kapasitas pabrik Daihatsu dan Toyota yang tidak akan mencukupi. Izin pabrik di Sunter tidak selamanya, hanya sampai 2024. Lalu kita mulai berpikir untuk mencari tanah dan mengatakan pada DMC. Januari beli tanah, Mei 2011 kami ground breaking. Saat ini pabrik sudah 80%, mesin sudah ada di sini. Oktober siap operasi. Bagaimana Anda melihat kompetitor dan memperlakukan pelanggan? Semua melihat Indonesia sebagai pasar yang kompetitif. Kita tidak bisa petitif. Kita tidak bisa menghindari persaingan. Pada akhir nya semua kita kembalikan kepada konsumen. Salah satu cara nya adalah bagaima na memberi kepuasan maksimal pada konsumen. Kalau secara produk, model antarmerek itu hampir sama, teknologi juga tidak terlalu berbeda, tinggal mau dipasarkan dengan harga berapa. Pemenang di tangan konsumen. Kami dalam menetapkan supplier syaratnya QCD, quality, cost, delivery. Setiap mau investasi kami jeli melihat pasar itu seberapa besar karena pernah mengalami pahitnya. Punya kapasitas produksi 78.000 unit tetapi hanya ber 78.000 unit tetapi hanya ber produksi 18.000 unit setahun. Bagaimana Anda melihat posisi R&D? Sangat strategis. Jika mempunyai kemampuan R&D, kita bisa merespons pasar dengan cepat karena pasa dinamis, apalagi persaingan semakin ketat. Kita bisa mengetahui segmen pasar, kebutuhan pasar ekspor, dan bisa buat produk yang diperlukan pasar. Tanpa R&D, semua ditetapkan oleh prinsipal, mulai dari perencanaan awal sampai produk itu di-launching butuh waktu 2,5--3,5 tahun. Selama ini, baru 10%-15% orang ADM yang membantu di Jepang untuk ang membantu di Jepang untuk Avanza-Xenia. Kita mau rancang bangun pembuatan body dan sasis dilakukan oleh orang orang Indonesia. Siapa orang di balik sukses Anda? Atasan yang memberi kepercayaan kepada saya. Pertama memberi saya kepercayaan di Daihatsu adalah Pak Josep Handoko. Ketika di National Astra Motor adalah Pak Aji Santoso.Berikutnya Pak Prijono sebagai atasan langsung. Banyak diskusi juga dengan almarhum Pak Michael D. Roeslim. Jadi kuncinya, selain belajar dan berpikir ke depan, saya menjaga kepercayaan dengan melakukan yang terbaik sehingga mendapatkan kesempatan. Kesuksesan itu tidak terlepas dari yang memimpin. Kepada anak buah, saya selalu mengajarkan supaya mengoreksi saya jika keliru. Di Daihatsu saya ingin membentuk tim yang super, bukan individu yang super. Saya ingin tim yang solid. Apakah mempersiapkan kader di ADM? Seperti yang saya bilang tadi, mempersiapkan fondasi yang kuat, termasuk kader-kader. Dulu setelah pengurangan karyawan, produksi turun. Kita tidak merekrut banyak karyawan. Pada 2004-2005 baru merekrut yang bagus-bagus lagi. Saya ingin paripurna dengan baik, meninggalkan legacy bagi perusahaan ini, menyiapkan fondasi perusahaan dengan baik, stepping perusahaan ke depannya, termasuk orang-orangnya. Kebanggaaan saya terhadap perusahaan ini adalah karyawan yang mencapai 9.000 orang. Dulu karyawan 4.500 orang, ada krisis dipotong-potong jadi 1.400-an orang. Memberikan lapangan kerja, dan kesejahteraan itu membahagiakan saya. Belum lagi ada 155 pemasok tingkat pertama, 850 pemasok tingkat kedua. Berapa itu karyawannya, dan keluarganya. Cita­-cita saat kecil? Ingin bikin mobil. Ayah saya punya perusahaan angkutan. Kalau ada sopir mau bongkar mesin saya tak jadi main bola, ikut nongkrongin bongkar mesin. Siapa tokoh idola? Dulu saya paling suka mendengarkan pidato Bung Karno. Lalu saya lihat orang pintar, berposisi di luar negeri, Habibie. Tapi yang selalu mengilhami, mendorong, dan menasehati itu ibu saya. Obsesi? Itu tadi. menyiapkan fondasi yang kuat, membangun kader-kader yang bagus, itu legacy bagi perusahaan. dilansir dari Bisnis Indonesia, wawancara tahun 2012*posisi Bapak Sudirman Maman Rusdi dapat dicek di website resmi Daihatsu Jepang

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini