Ciptakan Inovasi Kulkas Sederhana, Dua Siswa SD Raih Medali di Korea

Ciptakan Inovasi Kulkas Sederhana, Dua Siswa SD Raih Medali di Korea
info gambar utama
Dua siswa kelas 6 SD Al Azhar 14 Semarang mengharumkan nama Indonesia di ajang World Creativity Festival yang diselenggarakan di Korea Advanced Institue and Technology (KAIST) di Daejon, Korea Selatan 17 hingga 18 Oktober lalu. Mereka bernama Arya Nardhana Syariendrar dan Sanika Putra Ramadhan. berhasil meraih medali perunggu karena membuat lemari es tanpa listrik. Arya dan Sanika berhasil menjadi tiga besar dan mengalahkan puluhan peserta dari delapan negara dalam ajang tersebut. Alat ciptaan mereka ternyata membuat peneliti dan dosen KAIST terkesima.
Arya dan Sanika Arya dan Sanika

Alat yang dilombakan tersebut bahannya cukup sederhana yaitu stereofoam, pasir, dan air dingin. Lemari kotak dari stereofoam itu diutak-atik sehingga bisa menjadi lemari es dan bisa membuat sayuran bertahan hingga tujuh hari. "Buah dan sayur yang disimpan bisa segar selama enam sampai tujuh hari," kata Arya, Rabu (21/10/2015). Arya mengatakan awalnya ia dan teman-temannya searching di internet tentang penyimpanan buah dan sayur tanpa harus menggunakan lemari es listrik. Dari hasil cari-cari itu ditemukan kalau pasir ternyata bisa menjaga suhu tetap stabil dalam waktu lama. "Ya awalnya browsing tentang menyimpan buah dan sayur tanpa menggunakan listrik. Kemudian kami menemukan kalau pasir bisa menjaga suhu," tandasnya. Mereka kemudian mengembangkan ide dan membuat lemari es tanpa listrik. Ia menjelaskan, caranya ternyata cukup mudah yaitu membuat atau menyiapkan boks yang terbuat dari stereofoam. Di dalam boks tersebut diletakkan kaleng biskuit untuk tempat menyimpan buah atau sayur, kemudian di sekelilingnya diberi pasir dan air dingin. "Penelitian dilakukan di rumah dan sekolah berhari-hari. Dari hasil percobaan diketahui buah dan sayur bertahan enam sampai tujuh hari," tegasnya. Hasil penelitian itu kemudian di ajukan ke ajang World Creativity Festival hingga akhirnya mereka bisa mempresentasikan karyanya di Korea. Saat membawa alat tersebut ke Korea, mereka memodifikasinya dengan melapisi box dengan kain batik untuk memperlihatkan jatidiri Indonesia. Selain itu Arya juga melakukan presentasi di depan juri menggunakan baju adat jawa. Mereka mengaku tidak grogi meskipun melakukan presentasi dengan bahasa Inggris di depan banyak orang dari berbagai negara. Hingga akhirnya dinobatkan sebagai peraih juara ketiga dalam ajang ini. detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini