Menguak Sisi Lain Raja Ampat yang Belum Banyak Dikunjungi

Menguak Sisi Lain Raja Ampat yang Belum Banyak Dikunjungi
info gambar utama
Banyak wisatawan baik lokal maupun internasional yang masih salah kira bahwa Raja Ampat hanyalah satu obyek wisata, terdiri dari empat pulau yang menyerupai batu timbul dengan beberapa atraksi: menyelam, snorkeling, dan berjalan dari pulau-ke-pulau. Padahal tidak. Raja Ampat adalah nama kabupaten yang ada di Provinsi Papua Barat. Posisinya ada di ‘kepala burung’ Pulau Papua, terdiri dari hamparan 1.846 pulau berpenghuni maupun tidak, dengan luas wilayah 4,5 juta hektar. Masyarakat lokal membagi wilayah Kabupaten Raja Ampat jadi dua: utara dan selatan. Di bagian utara, ada satu pulau terbesar di kabupaten ini: Pulau Waigeo. Di pulau inilah ibu kota kabupaten, Kota Waisai, berada. Selain Waigeo, ada tiga pulau besar di Kabupaten Raja Ampat yakni Batanta, Salawati, dan Misool. Hanya Pulau Misool yang berada di wiayah selatan.
Misool Misool

Kabupaten Raja Ampat dimekarkan tahun 2003. Namanya mulai tersohor tahun 2007-an karena wilayah Wayag sering muncul di layar kaca. Wayag adalah wilayah terjauh, letaknya berada di ujung barat-laut batas kabupaten. Berkat banyaknya pemberitaan Raja Ampat menjadi dikenal karena kekayaan biota lautnya. Ada lebih dari 1.320 spesies ikan karang dan lebih dari 540 atau tiga perempat dari jumlah koral keras (hard coral) di dunia ada di Raja Ampat. Sederhananya, Raja Ampat adalah lokasi biota laut terkaya di dunia. Jika ingin berkunjung ke Raja Ampat, harus memiliki Pin Raja Ampat. Pin ini dapat dibeli di Tourist Information Center di Sorong atau Waisai. Pin ini akan berlaku selama satu tahun dengan harga Rp 250.000 untuk WNI dan Rp 500.000 untuk WNA. Wilayah utara memiliki banyak pilhan wisata pulau-ke-pulau dan menyelam. Pemandangan yang sering dilihat di brosur dan televisi? Itu adalah gugusan pulau di Wayag. Jaraknya sekitar 3-4 jam perjalanan dari Waisai. Kemudian masih harus mendaki 30 bukitnya. Dari puncak bukit inilah pemandangan indah itu dapat dilihat. Atraksi wisata serupa Wayag juga dapat dinikmati di Painemo. Jaraknya lebih dekat dari Waisai, sekitar dua jam dengan perahu cepat. Pengunjung perlu mendaki bukit selama 20 menit untuk menikmati pemandangan pulau-pulau kecil di bawah. Jika suka menyelam, Teluk Kabui bisa jadi tempat pembuka perjalanan, sebab air di lokasi ini cenderung lebih tenang.
Painemo Painemo

Sementara atraksi menarik lain yang dapat diikuti adalah menyaksikan burung Cendrawasih menari. Burung-burung ini hanya akan muncul di pagi hari, dan sangat peka dengan bebauan. Jadi, jika ingin menyaksikannya, hindari menggunakan bebagai minyak dari minyak wangi sampai minyak angin ataupun parfum. Atraksi menyaksikan burung Cendrawasih ini dapat diikuti di Desa Sawingrai di Pulau Gam dan Saporken. Berangkat subuh, karena jarak tempuh dari Waisai ke Sawingrai sekitar satu jam. Destinasi bagian selatan hampir terpusat di Pulau Misool. Kunjungi Bukit Harfat Jaya Dapunlol untuk mendapat pengalaman serupa Wayag dan Painemo. Bedanya, tak ada pemandangan pantai di bagian bawah, dan tak bisa memandang sejauh 360 derajat, karena bagian belakang terhalang pepohonan. Juga ada tebing Sumalelen dan Sumbayo. Kedua tebing ini menyimpan lukisan purba berusia 10.000 tahun dengan gambar tangan, ikan, dan simbol-simbol unik berwarna merah. Ada juga danau ubur-ubur Lenmakana dan Karawapop, Goa Wanita Murung, dan Goa Keramat. Berbagai pantai dan laguna juga ‘berserakan’ seperti Laguna Balbulol, Laguna Yapyap, Pantai Farondi, dan Pantai Namlol. Lokasi-lokasi yang disebutkan diatas sejatinya hanya sebagian dari lokasi-lokasi eksotis yang dimiliki oleh Raja Ampat. Masyarakat mengatakan bahwa masih ada beberapa atraksi dan destinasi lain yang memang belum banyak di ekspos dengan berbagai macam alasan. Namun meski begitu, kita patut percaya bahwa memang Raja Ampat adalah salah satu destinasi unggulan yang dimiliki Indonesia dan tidak ada duanya di dunia. nationalgeographic.co.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini