Pemuda Indonesia di Silicon Valley Buka Mentoring Untuk Mahasiswa dari Indonesia

Pemuda Indonesia di Silicon Valley Buka Mentoring Untuk Mahasiswa dari Indonesia
info gambar utama
Sekelompok pemuda Indonesia yang berada di Amerika Serikat mengadakan program mentoring untuk membantu para pelajar dan mahasiswa Indonesia untuk magang di lokasi perusahaan digital terkemuka dunia, Silicon Valley, Amerika Serikat. Silicon Valley adalah sebuah kawasan di sebelah selatan San Francisco Bay Area yang merupakan pusat dari ratusan perusahaan teknologi global, termasuk Google, Apple, dan Facebook. indo2sv Reinardus Surya Pradhitya (Adhit), 24 tahun, mengaku dirinya mengalami sendiri bagaimana sulitnya menembus perusahaan-perusahaan teknologi di Silicon Valley. Bermodal pengalaman itu setelah dirinya diterima di Facebook pada tahun 2013 yang lalu sebagai Software Engineer, Adhit memutuskan untuk berbagi ilmu dan pengalaman. Pada tahun 2014, Adhit dan temannya, Nino Aquinas, yang bekerja di perusahaan teknologi Quora menggagas pendirian Indo2SV. Ini adalah sebuah program yang bertujuan membantu para mahasiswa Indonesia mempersiapkan diri dengan matang agar diterima magang di Silicon Valley. Setiap tahun Indo2SV menyeleksi ratusan pendaftar dan memilih delapan orang peserta. Selama tiga bulan, para peserta di Indonesia dipandu lewat e-mail dan Skype oleh para mentor yang berbasis di California. Pada tahun pertama, hanya ada enam mentor yang terlibat, kini bertambah menjadi delapan mentor. Semuanya adalah warga Indonesia yang bekerja di berbagai perusahaan teknologi di Silicon Valley. Hal-hal yang mereka ajarkan mulai dari cara menulis surat lamaran, programming, sampai wawancara. “Sebenarnya banyak situs yang menulis tentang pertanyaan apa saja yang sering ditanyakan di Silicon Valley. Satu hal yang kami temukan pada peserta Indonesia adalah kendala bahasa. Ketika melakukan mentoring lewat Skype, banyak yang kesulitan ketika harus menjelaskan sesuatu dalam bahasa Inggris, mungkin mereka juga gugup. Jadi kami juga mengajarkan teknik wawancara Bahasa Inggris, satu hal yang tidak dapat ditemukan di internet,” papar Adhit. Diakhir program, para mentor akan memberikan surat rekomendasi dan informasi lowongan magang di perusahaan-perusahaan teknologi bagi mahasiswa internasional. Perusahaan-perusahaan itu yang akan membantu pengurusan visa, membayar biaya perjalanan dan biaya hidup. Hingga kini, Indo2SV telah berhasil mengantarkan tiga orang Indonesia magang selama tiga bulan di perusahaan Square, Palantir, dan Twitter. voaindonesia.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini