Perempuan Indonesia ini Co-founder dari Project Women Techmakers Google

Perempuan Indonesia ini Co-founder dari Project Women Techmakers Google
info gambar utama
Dunia teknologi komputer cenderung identik dengan pria. Padahal banyak sekali ahli program dan pengembang perangkat lunak dari kalangan perempuan. Para perempuan cemerlang itulah kini berada di posisi-posisi strategis di perusahaan-perusahaan teknologi informasi di Silicon Valley. Hebatnya, ternyata ada pula perempuan asal Indonesia di sana, dia bernama Amanda Surya. Amanda lahir dan besar di Jakarta. Dia sudah delapan tahun menjalani karir di Google dengan berbagai pengalaman menangani projek-projek besar di sana. Saat ini dirinya menjadi Analis di Nest, anak usaha Alphabet, perusahaan induk Google.
Amanda Surya (Foto: Angelyn Liem) Amanda Surya (Foto: Angelyn Liem)

Perempuan lulusan Carnegie Mellon University itu sebelumnya sempat bekerja di perusahaan besar seperti AT&T dan Bank of America. Di Google dia sudah terlibat dalam berbagai proyek penting, termasuk Google Apps, Google TV, dan YouTube serta terlibat dalam Women Techmakers, program global untuk perempuan dalam teknologi. Menurut Amanda, Google yang memang mendukung keterlibatan perempuan dalam dunia teknologi telah memberikan banyak fasilitas yang memungkinkan perempuan berkeluarga seperti dia untuk menjalani karir dengan baik. Uniknya, di kantor Google persoalan makanan semuanya serba swalayan. Makanan bisa pilih dan ambil sendiri yang sudah tersedia di beberapa gerai, tetapi setiap orang juga bertanggung jawab mengembalikan sendiri nampan dan piringnya ke sebuah rak di dekat dapur. Pilihannya makanannya pun banyak, dari makanan Meksiko hingga Jepang, dari makanan ala Barat hingga vegetarian. Meski Google banyak memberikan makanan yang beragam, Amanda mengaku tetap rindu dengan makanan Indonesia yang lezat. Dirinya mengaku selalu menginginkan makanan Indonesia. "Saya tumbuh dewasa dengan makan mie ayam atau nasi uduk untuk sarapan, jadi tentu saja saya selalu menginginkan makanan Indonesia," kata Amanda. Selain makanan dan minuman yang serba gratis, perusahaan ini juga menyediakan fasilitas olahraga, ruang bagi perawatan bayi dan berbagai cuti di saat melahirkan dan merawat bayi. "Sangat mudah untuk tetap bugar dan memusatkan perhatian dalam bekerja," kata perempuan yang masih mengantongi paspor Indonesia ini. Amanda yang juga menjadi co-founder dari project Women Techmaker mengatakan bahwa, di dunia teknologi para perempuan memang harus lebih percaya diri, karena memang perbedaan antara perempuan dan laki-laki di bidang ini bukanlah kemampuan teknis namun ada pada kepercayaan diri. Melalui Women Techmakers, Amanda berharap nantinya akan lebih banyak perempuan berkecimpung di industri teknologi. "Menjadi developer atau engineer, bukanlah untuk semua orang. Saya tidak mengatakan bahwa semua perempuan harus menjadi engineer. Tapi jika kamu tidak pernah mencoba, maka majulah dan coba! Kamu mungkin akan menyukainya atau akan mendapat karir yang bagus di sana." ujar perempuan dua anak ini. JakartaGlobe

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini