ORI, Uang Pertama di Indonesia

ORI, Uang Pertama di Indonesia
info gambar utama
Sebenarnya, mata uang pertama Indonesia bukanlah Rupiah yang saat ini digunakan, melainkan ORI (Oeang Republik Indonesia). Bentuk uang pertama Indonesia adalah uang kertas yang bernominal 1 sen dengan gambar keris tanpa “bungkus” dan gambar teks Undang-Undang Dasar 1945 di baliknya. Awal adanya mata uang yang pertama di Indonesia dikarenakan Indonesia sudah merdeka dan berdaulat. Mata uang sendiri merupakan salah satu penanda terhadap hal tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah di kala itu menetapkan Undang-Undang tentang Pengeluaran Uang Republik Indonesia dengan Undang-Undang No. 17 dan 19 Tahun 1946. Sebagai pendukung, pemerintah juga membuat Keputusan No SS/1/35 pada tanggal 29 Oktober 1946 mengenai tidak berlakunya uang jepang dan uang Javasche Bank. Pada saat itu yang menandatangani uang kertas ORI adalah A. A. Maramis yang menjadi menteri keuangan. Uang kertas tersebut di cetak oleh Percetakan Canisius dan mempunyai ciri khas dua warna dengan pengaman serat yang halus. Dalam sejarahnya, ORI hanya dicetak sampai seri ketiga. Seri kedua dengan gambar wajah Presiden Soekarno yang dicetak di Yogyakarta pada 1 Januari 1947 dan Seri ketiga pada 26 Juli 1947. Meski sudah mempunyai mata uang sendiri, tak semuanya rakyat Indonesia menggunakan ORI, seperti di Sumatera. Kala itu, di Sumatera masih menggunakan mata uang rupiah Jepang. Namun karena permainan ekonomi dari pemerintah belanda, mata uang Jepang merosot tajam dan akhirnya inflasi. Untuk menangani hal ini, pemerintah Sumatera mengeluarkan mata uang sendiri yang bernama URIPS (Uang Republik Indonesia Propinsi Sumatera). Jika dikonversi, 1 sen ORI sama dengan 1 sen URIPS dan 100 rupiah Jepang. ORI tidak bertahan lama sebagai mata uang pertama Indonesia. Pada tanggal 2 November 1949, Indonesia menetapkan Rupiah sebagai mata uang kebangsaan yang baru.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini