Buddhist Center di Samarinda Terbesar di Asia Tenggara

Buddhist Center di Samarinda Terbesar di Asia Tenggara
info gambar utama

Sejak 8 tahun lalu, di Samarinda telah dibangun sebuah gedung megah yang akan menjadi Buddhist Center terbesar di Asia Tenggara. Total luas Buddhist Centre adalah 1,3 hektare.

Pandita Hendri Suwito, wakil ketua panitia pembangunan Buddhist Center, mengatakan, secara keseluruhan Buddhist Center terbesar di Asia Tenggara selesai dibangun. Saat ini tinggal menyempurnakan bagian-bagian yang belum tuntas. Termasuk memasang huruf ’’Maha Vihara Sejahtera Maitreya’’ sebagai nama Buddhist Center tersebut.

’’Satu atau dua minggu sebelum peresmian harus sudah tidak ada aktivitas pekerjaan lagi. Kami ingin fokus pada persiapan peresmian gedung pada 7 Maret nanti,’’ terang Hendri kepada Kaltim Post (1/2).

Biaya pembangunan, antara lain, berasal dari bantuan Pemprov Kaltim dan dana umat Buddha. Hendri enggan menyebutkan total biaya pembangunan, namun bisa dipastikan mencapai ratusan miliar rupiah. Biaya pembangunan gedung tersebut sangat sebanding dengan kualitas. Bangunan seluas 10.600 meter persegi tersebut terlihat megah dan bisa menjadi kebanggaan Kaltim.

Seluruh bagian luar bangunan dilapisi keramik. Beberapa bagian bahkan dilapisi batu paras berukir. Untuk mengerjakan beberapa elemen tersebut, panitia pembangunan mendatangkan tenaga dari luar daerah.

’’Untuk batu paras berukir pada dinding, kami mendatangkan pekerja Purwakarta (Jawa Barat). Dia juga mengerjakan relief Buddha dan pesan Buddha di graha lantai 1. Sementara untuk ukiran kisah perjalanan Buddha di depan gedung, kita mendatangkan pekerja dari Bali,’’ ujar Hendri.

Selain itu, ada pekerja dari Tulungagung, Jawa Timur, yang memberi ukiran warna emas pada bagian depan bangunan.

Sementara itu, patung-patung Buddha didatangkan dari Taiwan. Tiga pratima setinggi 3,9 meter ditempatkan di lantai 1 (Graha Shakyamuni). Pratima tersebut adalah Buddha Shakyamuni (Buddha Gautama), Bodhisattva Avalokita, dan Boddhisattva Satyakalam. Sedangkan pratima Buddha Maitreya setinggi 5 meter berada di lantai 3. Pratima Buddha itu masih diselimuti kain dan akan dibuka saat peresmian.

Hendri menjelaskan, monumen tersebut didirikan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dunia merupakan satu keluarga. Mereka ingin menunjukkan budaya yang saling bekerja sama, saling tenggang rasa, dan saling menghormati.

’’Di bawah monumen juga ada kafetaria untuk semua lapisan masyarakat. Makanan yang disajikan berkualitas dan sehat,’’ ujarnya.

Saat peresmian nanti, ribuan undangan serta umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia akan memadati lokasi acara. Panitia juga mengundang para pemuka agama Buddha dari berbagai negara. Di antaranya Taiwan, Hongkong, Jepang, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Korea Selatan, dan Brasil. ’’Beberapa tokoh di Indonesia juga kami undang. Di antaranya Dahlan Iskan (mantan menteri BUMN, Red),’’ kata Hendri.

Setelah peresmian, tambah Hendri, Mapanbumi juga menyiapkan pendidikan dan latihan (diklat) untuk para calon biarawan dan biarawati. ’’Karena menjadi pusdiklat untuk wilayah Indonesia Timur, kami juga sudah menyusun agenda pendidikan dan latihan setelah acara peresmian nanti. Diklat rencananya digelar selama empat bulan,’’ ujarnya.

Jawa Pos

Gambar: flickr.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini