Museum Kata Andrea Hirata: Museum Berani Bermimpi!

Museum Kata Andrea Hirata: Museum Berani Bermimpi!
info gambar utama

Museum Kata Andrea Hirata adalah museum sastra pertama di Indonesia yang didirikan oleh penulis novel Laskar Pelangi yaitu Andrea Hirata. Berlokasi di Jalan Laskar Pelangi No.7, Desa Gantong, Pulau Belitung museum ini ramai dikunjungi oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.

museum kata andrea hirata

Tak perlu merogoh kocek dalam ketika ingin berkunjung ke museum ini karena tak dikenakan biaya saat masuk alias gratis. Museum ini dibuka mulai pukul 10.00 sampai 17.30. Tujuan utama didirikannya museum kata adalah untuk menginspirasi generasi muda Indonesia, khususnya yang ada di Belitung untuk berani mewujudkan mimpi.

kawanku lintang

Ada beberapa ruang yang ada di museum ini dan semuanya diberi nama berdasarkan nama – nama tokoh dalam Laskar Pelangi seperti Ruang Ayah, Ruang Lintang, Ruang Mahar, Ruang Ikal, dan dapur.

Museum Kata didirikan pada 2010 oleh novelis Andrea Hirata. Ia juga berperan sebagai kurator. Tembok warna-warni yang di museum ini seolah mengingatkan kembali buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea.

museum

Di museum ini, terdapat lebih dari 200 literatur dari berbagai genre, seperti literatur musik, literatur film, literatur anak, literatur seni, hingga literatur arsitektur. Meski banyak memasukkan karya penulis luar, kearifan lokal tidak luput dihadirkan di museum ini.

Misalnya, ada sebuah ruangan di museum ini yang menyajikan informasi mengenai geografi Belitung Timur, lengkap dengan contoh bebatuan asli di tempat ini, yaitu batu satam. Di ruangan lainnya, terdapat kumpulan kata-kata asli Belitung kini berada di ambang kepunahan.

Andrea Hirata terinspirasi The Mark Twain Boyhood Home and Museum di Hannibal, Missouri, Amerika Serikat. Pada 2010 lalu, ia mendapatkan beasiswa untuk belajar sastra di University of Iowa selama tujuh bulan.

"Ada salah satu programnya kami disuruh ke Hannibal dan kemudian mengunjungi museum kata di sana. Dari situlah, inspirasi museum kata datang kepada saya," kata pemenang pertama kategori general fiction dalam New York Book Festival 2013.

Museum ini juga sebagai pelunasan janji Andrea Hirata kepada publik. Di kala profit penjualan buku Laskar Pelangi begitu melambung, Andrea pernah berjanji bahwa ia akan mengalokasikan royalti untuk membuat sesuatu yang berbau pendidikan.

Berdayakan masyarakat lokal

Atas nama idealisme, Andrea memilih tidak membangun museum ini di kota besar, melainkan di kampung halamannya. Selain terasa lebih berarti, Andrea juga berniat memberdayakan orang lokal di daerahnya. Misalnya, ia mempekerjakan enam orang lokal untuk operasional museum sehari-hari.

museum

Di bagian tengah museum yang luasnya sekitar 100x60 meter, ada kedai kopi kecil yang dinamakan “Warkop Kupi Kuli”. Warga lokal yang menjalankan usaha warkop tersebut. “Ini kopi terenak di dunia. Harus coba,” kata Andrea.

Kepeduliannya akan dunia pendidikan juga membuatnya kini banyak menghabiskan waktunya di kampung halaman. Ia kini aktif mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak kurang mampu Belitung Timur. Halaman belakang museum disulap menjadi “sekolah”.

“Sudah ada 40 siswa, dan sudah lima tahun mereka belajar dengan saya. Rata-rata dari mereka adalah anak penambang timah,” kata Andrea.

museum

Bagi Andrea, kurangnya akses pendidikan merupakan salah satu arti kemiskinan bagi warga Belitung Timur. “Sebanyak 85 persen lulusan SMA di Belitung Timur tidak melanjutkan sekolah,” katanya.

“Banyak yang bilang saya seharusnya tinggal di Jakarta saja, bahkan di New York, untuk meniti karier menulis. Tetapi saya katakan saya tidak akan meninggalkan anak-anak ini. Saya tidak akan tinggalkan mereka, seperti dulu ketika PT Timah meninggalkan rakyat Belitung begitu saja,” katanya.

Ia pun percaya bahwa mimpi dan inspirasi merupakan modal utama agar anak miskin Belitung bisa mengubah nasibnya. Namun, perlu diselarasakan dengan pendidikan. Pendidikan, kata Andrea Hiirata, adalah jalan keluar dari kemiskinan.

“Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.” – Andrea Hirata.

https://www.cnnindonesia.com/

https://www.indonesiakaya.com/

momtravelerblog.wordpress.com

https://www.museumkataandreahirata.com/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

II
RG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini