"Kerja sama itu meliputi pengembangan, pembangunan, investasi, keuangan dan fasilitas manufaktur produk tenaga surya dan proyek IPP (Independent Power Producer) di Indonesia," kata Manager Komunikasi PT Len Industri (Persero), Donny Gunawan, di Bandung, Sabtu (13/02). Donny mengemukakan bahwa selain menggandeng rekan dari luar negeri, Len Industri juga bekerja sama dengan institusi-institusi lain dibidang riset lokal seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), PT Medco, Universitas Gajah Mada (UGM) maupun pemerintahan seperti Pemerintah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. DIY sendiri memang telah ditunjuk sebagai daerah pusat riset dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Teknologi Energi Surya. Kerjasama Len Industri dengan DIY tersebut telah resmi ditandatangi sejak minggu lalu.
Penandatanganan kerja sama dengan perusahaan Taiwan itu dilakukan Direktur Teknologi & Produkse Len, Darman Mappangaran dan General Manager Analiatec, Cedric Jaeg, di sela-sela Bali Clean Energy Forum (BCEF) 2016, Rabu (11/02).
"Kesepakatan ini untuk pengembangan energi terbarukan, terutama energi surya. Selain itu, juga menjadikan Yogyakarta sebagai Center of Excellence (COE) PLTS melalui fasilitas dan kebijakan pemerintah," kata Donny.
Selain itu, PT Len Industri hari ini juga menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat tentang Investasi Infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Surya di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Sumba Barat, Paulus Sekayu Karugu Limu, dan Direktur Utama Len, Abraham Mose.
Kerjasama dengan pemkab di provinsi yang juga diproyeksikan menjadi Lokasi Pengembangan Antariksa Lapan tersebut (NTT,red) meliputi survei lokasi, pengumpulan data, studi kelayakan, membuat Detail Engineering Design (DED) dan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebelum membangun infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kabupaten Sumba Barat.
sumber: ANTARA
Featured Image: PT Len
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News