Terinspirasi Hewan Tunicate, Mahasiswi Indonesia di Korea Temukan Obat Alami Atasi Gigi Sensitif

Terinspirasi Hewan Tunicate, Mahasiswi Indonesia di Korea Temukan Obat Alami Atasi Gigi Sensitif
info gambar utama

Kabar baik datang dari Korea Selatan! Ialah Ekavianty Prajatelistia, mahasiswi S3 asal Indonesia di Pohang University of Science and Engineering (POSTECH), Korea Selatan, yang berhasil menemukan obat alami untuk mengatasi gigi sensitif yang telah terdaftar dalam Korean Patent.

Penemuan ini terinspirasi dari tunicate, hewan laut yang cukup populer dihidangkan di sajian masakan Korea. Selain nikmat untuk disantap, istimewanya, hewan laut ini memiliki kemampuan self-healing (menyembuhkan diri) dari luka.

Masalah gigi sensitif atau dentine sensitivity cukup banyak dialami oleh kebanyakan orang. Gigi sensitif terjadi karena adanya penipisan pada lapisan enamel/email yang merupakan lapisan terluar gigi. Email sendiri berfungsi untuk menutupi seluruh mahkota gigi. Namun, lapisan email tersebut rentan terhadap serangan asam yang berasal dari makanan atau pun dari hasil metabolisme bakteri di dalam mulut. Dengan terkikisnya lapisan email, akan mengakibatkan lapisan tengah (dentin) menjadi terbuka.

Cara kerja zat pada hewan tunicate dalam mengobati gigi sensitif
info gambar

Dentin yang terdiri dari tabung-tabung kecil (tubula) terhubung dengan saraf dan dipenuhi dengan cairan. Rangsangan dari makanan/minuman yang panas, dingin, ataupun asam dapat menyebabkan cairan tersebut bergerak apabila dentin tidak terlindungi dengan baik. Pergerakan cairan inilah yang menyebabkan ujung saraf bereaksi sehingga menghasilkan rasa ngilu pada gigi.Dalam mengatasi rasa ngilu pada gigi sensitif, diperlukan proses remineralisasi atau menumbuhkan kembali mineral pada gigi sehingga dapat menutupi pori-pori dentin yang terbuka.

Saat ini, banyak produk yang dijual sebagai obat untuk mengatasi rasa ngilu pada gigi sensitif. Produk-produk tersebut menggunakan bahan dari oxalate, hydroxyethyl methacrylate, hydroxyapatite, dan glutaraldehyde. Karena tingginya bahan kimia aktif berkonsentrasi tinggi serta juga ada indikasi menyebabkan keracunan bila dikonsumsi melampaui batas penggunaan, para peneliti berupaya untuk menemukan obat alami yang tidak berbahaya sebagai alternatif produk-produk yang beredar di pasaran.

Sebagai salah satu peneliti yang tergabung dalam kelompok Laboratory for Biomimetic and Environmental Materials (LBEM) di POSTECH, Korea Selatan, Eka menemukan bahwa ternyata hewan Tunicate mengandung TOPA atau 3,4,5-trihydroxyphenylalanine yang akan membentuk kompleks dengan ion logam dan pada akhirnya berfungsi untuk melapisi gigi juga menutup pori. Anggota Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (PERPIKA) ini menambahkan bahwa penelitian ini menggunakan Gallic acid sebagai alternatif dari TOPA yang juga merupakan phenolic derivatives. Gallic acid sendiri banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran, dan teh sehingga murah dan mudah didapat.

"Dengan mengonsumsi bahan yang mengandung Gallic acid serta bahan makanan yang mengandung ion logam seperti yang tersimpan dalam vitamin dan suplemen, dapat menutup pori-pori dentin hanya dalam waktu 4 menit. Lapisan baru yang terbentuk tidak merusak warna gigi," tutur istri dari Andrieanto, mahasiswa S3 Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) ini ketika ditanya mengenai hasil penelitiannya.

Penelitian Eka yang berjudul Tunicate-Inspired Gallic Acid/Metal Ion Complex for Instant and Efficient Treatment of Dentin Hypersensitivity di bawah bimbingan Professor Hwang Dong Soo ini telah diterbitkan di jurnal Advanced Healthcare Materials. Besar harapan Eka agar hasil penelitian ini dapat segera diproduksi guna menghasilkan obat gigi sensitif yang alami.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FW
YF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini