Makanan Khas Indonesia ini Didaftarkan Sebagai Warisan Budaya Dunia

Makanan Khas Indonesia ini Didaftarkan Sebagai Warisan Budaya Dunia
info gambar utama
Indonesia dikenal sebagai negara yang sangat kaya kebudayaan. Tidak hanya seni tetapi juga kaya akan ragam kuliner. Banyak diantaranya bahkan dinobatkan sebagai salah satu makanan paling lezat di dunia. Sebagian lain dianggap sebagai makanan yang menyehatkan, seperti makanan yang satu ini yang tidak lama lagi akan diajukan sebagai warisan budaya dunia. Makanan yang hampir setiap masyarakat Indonesia, khususnya jawa menggemarinya.


Kabar tersebut didapatkan setelah sejumlah pakar pangan dan ahli gizi tergabung dalam Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia bersama Forum Tempe Indonesia, sepakat mendaftarkan tempe sebagai warisan budaya non benda atau 'Intangible Cultural Heritage of Humanity' ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).


"Ada empat alasan kenapa kita mengusulkan Tempe sebagai warisan budaya, pertama karena banyak dokumen yang menyebutkan tempe berasal dari daerah Bayat, Klaten, Jawa Tengah. Ini tertera dalam Serat Centhini," kata Ketua Pergizi Pangan Indonesia, Prof Hardinsyah seperti dikutip dari Merdeka.com.


Lebih lanjut Hardinsyah mengatakan, meski masih ada yang menganggap proses pembuatan tempe tidak higienis, penilaian itu sudah tidak lagi berlaku. Karena saat ini pembuatan tempe sudah ada yang menggunakan mesin, sehingga tidak ada istilah kotor, dan sudah mengikuti standar nasional maupun standar internasional Codex.

"Alasan berikutnya, tempe kaya manfaat. Salah kaprah jika ada yang menilai tempe meningkatkan asam urat. Kalau kedelai iya, tapi tempe tidak," jelasnya.

Tak hanya itu, Hardinsyah membeberkan alasan mendaftarkan tempe ke UNESCO. Sebab hal itu mampu meningkatkan nilai ekonomi kerakyatan, peluang usaha, peluang kerja, dan peluang pendapatan yang sangat besar bagi pembuatan tempe yang banyak tidak diketahui oleh masyarakat luas.

"Asupan gizi bangsa Indonesia akan terganggu jika tempe tidak ada. Juga nilai-nilai budaya tempe dapat menjadi nilai ekonomi," lanjut Hardinsyah.

Pembuatan tempe yang telah terstandar secara internasional mendankan bahwa tempe telah mendapat pengakuan dari Codex Asia. Dalam catatan Codex menyebutkan, tempe itu terbuat dari kacang kedelai.


"Tempe mulai mendunia, ini alasan kelima. Kenapa? jangan sampai tempe diklaim berasal dari budaya bangsa lain. Sebelum ada hal kelima ini, ada baiknya masyarakat Indonesia, Pergizian pangan, IPB dan Forum Tempe Indonesia mengusulkannya terlebih dahulu," ucapnya.


Pengusulan tempe sebagai warisan budaya melalui Kementerian Pendidikan Nasional, dengan menyiapkan dokumen dan naskah-naskah dibutuhkan buat dikirimkan ke UNESCO. Proses pengusulan makanan yang merupakan salah satu wujud teknologi tinggi nenek moyang Indonesia ini sudah dilakukan sejak tahun lalu.


Kendati demikian, proses itu tidak mudah dan makan waktu. Target untuk pengajuan ini dimulai sejak 2014 diawali dengan diskusi tahap inisiasi. Di tahun 2015 dilakukan tahap dokumen awal dan audiensi dengan Kemendiknas. Sehingga tahun ini ditargetkan dokumen memasuki tahap final, dan setahun kemudian sudah diajukan ke UNESCO.


"Target 2018 pengajuan Tempe sebagai warisan budaya sudah diterima UNESCO," kata Hardinsyah, yang juga guru besar di Fakultas Ekologi Manusia IPB.


Proses pengajuan warisan budaya dunia di UNESCO terkenal cukup ketat dan memiliki antrian yang panjang. Terlebih setiap satu tahun setiap negara hanya bisa mengajukan satu permohonan.


Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai gubernur dari kota tempat tempe lahir di nusantara, Klaten, juga telah mendukung pengajuan tempe sebagai warisan budaya non-benda.


Bahkan Ganjar berencana untuk membangun monumen tempe di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sebagai upaya menjaga kelestarian tempe dan akan menjadi simbol bahwa daerah tersebut merupakan produsen tempe sejak zaman penjajahan Belanda.

"Jika perlu membangun museum tempe, yang di dalamnya tidak hanya menceritakan tentang sejarah dan asal-usul tempe, tapi juga memamerkan proses pembuatan dari yang paling tradisional hingga menggunakan teknologi modern, termasuk produk yang dihasilkan dengan berbagai varian rasa," katanya.


Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Prof Dr Kacung Marijan mengatakan, Kemendikbud siap menfasilitasi pengajuan tempe ke UNISCO sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity (ICHH). Menurutnya, budaya tempe dapat dipertahankan bahkan dikembangkan, serta akan bermanfaat ganda baik secara kesehatan ataubpun secara sosial-budaya.


"Dengan diterimanya tempe sebagai ICHH, status dan pemanfaatan tempe akan semakin meningkat, baik bagi rakyat Indonesia maupun dunia," jelasnya seperti dikutip dari Republika.com.


Pengajuan ini sangat gencar semenjak Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia bersama Forum Tempe Indonesia merilis sebuah petisi untuk mendorong pemerintah agar mengajukan tempe sebagai menjadi warisan budaya dunia tahun lalu.


Sumber : Merdeka.com; Republika.com
Sumber Gambar Featured : FotoosVanRobin / Flickr.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini