Dari Wayang Golek Menjadi Lampu yang Mendunia

Dari Wayang Golek Menjadi Lampu yang Mendunia
info gambar utama

Apa jadinya jika wayang golek digabungkan dengan lampu meja?

Itulah yang akhirnya direalisasikan oleh suami istri, Intan Pradina dan Noro Ardanto, dalam membuat suatu karya seni indah bernama Lampu Runa. Keunikan lampu tersebut terletak pada gabungan konsep lampu meja dengan konsep wayang golek sebagai tiangnya.

Lampu Runa yang Mendunia
info gambar

Noro adalah seorang product designer yang sudah memiliki pengalaman kurang lebih 15 tahun, khususnya dalam bidang furniture dan kerajinan tangan. Sedangkan Intan adalah seorang editor sebuah majalah mode. Mereka memiliki ketertarikan yang sama dalam bidang seni dan desain. Itulah salah satu resep sukses mereka dalam mengawal bisnisnya sampai mendunia.

Ide awal Lampu Runa bermula pada saat ada pelanggan yang kurang puas dengan desain produk dekorasi rumah yang dibuat Noro. Setelah itu, Noro dan Intan mendesain ulang produk tersebut dan menambahkan fungsi sebagai lampu meja. Ternyata hasilnya bagus.

Setelah itu, mereka mulai membuat beberapa model untuk dipasarkan ke lebih banyak orang. Beberapa model awal mereka adalah Soldier dan Love Birds. Model itu mereka tampilkan di pameran Life Style 2013 silam di Vietnam dan mendapat respon yang bagus dari pengunjung. Dan akhirnya order mulai membanjiri Lampu Runa.

Yang perlu kita acungi jempol adalah fakta bahwa mereka memberdayakan para pengukir wayang golek yang kurang produktif untuk ikut memproduksi lampu unik tersebut.

Noro dan Intan, Pengrajin Lampu Runa
info gambar

Noro dan Intan mendirikan workshop di Cileungsi dan bekerjasama dengan para pengrajin di sana. Sehingga, meningkatkan taraf ekonomi di daerah tersebut.

Target pasar Lampu Runa adalah masyarakat ekonomi kelas menengah ke atas, berusia di atas 25 tahun, dan biasanya penikmat seni. Selain memproduksi model-model yang sudah ada, Lampu Runa juga menerima pesanan model customized sesuai keinginan pemesan.

Bermula dari menggabungkan 2 konsep yang berbeda menjadi satu, Noro dan Intan berhasil menghasilkan masterpiece yang tidak hanya disukai oleh orang Indonesia, tetapi juga para ekspatriat di Indonesia. Bukan hanya berhasil di pasar domestik, ternyata mereka juga sudah berhasil menembus pasar internasional, seperti: Vietnam, Brazil, dan Belgia. Padahal usaha tersebut baru dimulai 3 tahun lalu tepatnya tahun 2013.

Sumber : babahboim
Sumber Gambar : Lampu Runa

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BB
RG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini