Startup Indonesia Ini Tengah Berjuang Ikuti Program Accelerator di Silicon Valley

Startup Indonesia Ini Tengah Berjuang Ikuti Program Accelerator di Silicon Valley
info gambar utama

Di sudut Silicon Valley, ada anak bangsa yang tengah berjuang mengikuti kelas pengembangan start up bersama dengan ratusan pengembang lain dari seluruh dunia.

Mereka adalah tim dari Badr Interactive. Perusahaan tersebut menjadi perusahaan Indonesia pertama yang masuk dalam program inkubasi 500 Startups Accelerator yang berlangsung selama 5 bulan terhitung sejak Januari 2016 lalu.

Program ini terbilang panjang dan dijamin melelahkan sekaligus bisa mendatangkan banyak pelajaran dan jaringan.

Andreas Sanjaya selaku founder dari Badr Interactive berada di Silicon Valley lewat layanan iGrow yang dikembangkannya bersama tim Badr Interactive. Layanan itu telah diakui di berbagai kompetisi, mulai dari kompetisi di tingkat Asia yang diadakan di Jakarta hingga meraih juara dua di kompetisi tingkat internasional di Istanbul, Turki (Baca Selengkapnya di : Perwakilan Startup Indonesia Raih Juara 2 di Istanbul ) Ia mengaku bahwa iGrow diundang bukan mendaftar pada program accelator tersebut.

“Program accelerator yang saya ikuti ini bukanlah program short course dimana kami diberikan materi setiap hari, tapi adalah program pendampingan, monitoring, networking, dan penyediaan berbagai akses bagi kami untuk berkembang. Karena kamilah yang tahu apa yang harus dilakukan untuk startup kami, maka kamilah yang harus proaktif menjemput fasilitas tersebut. Mereka mengilustrasikan diri mereka sebagai restoran prasmanan, dimana mereka menyajikan semua menu yang dimiliki, dan kita mengambil apa yang kita butuhkan. Plus jika ada kebutuhan kita yang belum ada di menu kita bisa memintanya kepada mereka,” kata Jay pada website pribadinya.

iGrow sendiri adalah solusi teknologi untuk membantu menggalakkan penanaman tanaman pangan dengan menginisiasi kolaborasi antara sponsor penanaman, petani lokal dan pemilik lahan. iGrow bercita-cita untuk mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia, mengatasi kemiskinan petani sekaligus melakukan penghijauan dengan cara memanfaatkan lahan-lahan yang semuala tidak produktif.

“Saya akan mempersiapkan sebaik-baiknya untuk seoptimal mungkin menjalani program accelerator ini. Banyak pertolongan Allah, saudara, dan teman-teman seperjuangan di Badr Interactive yang harus dikonversi dengan nilai tambah yang jauh lebih besar ketika saya kembali ke tanah air. Ready to fight, yeah!” ungkap Jay di salah satu postingannya di web pribadinya. 

Sumber: vik.kompas.com/indonesiadipuncakdunia 

senjaya.net 

Sumber Gambar: www.ifanr.com 



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini