Danau ini Simpan "Buku Sejarah" Iklim Terlengkap di Nusantara

Danau ini Simpan "Buku Sejarah" Iklim Terlengkap di Nusantara
info gambar utama

Danau Towuti di Luwu Timur, Sulawesi Selatan, menyimpan "buku sejarah" iklim terlengkap di Indonesia. "Buku sejarah" itu berupa lapisan-lapisan sedimen yang berada di dasarnya.

"Buku sejarah iklim di Danau Towuti sejauh ini adalah yang paling tebal di Indonesia dan paling rapi," kata Satria Bijaksana, pakar geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Riset mengungkap bahwa sedimen di dasar salah satu danau tertua itu mencapai ketebalan 300 meter. Diprediksi, sedimen tersebut menyimpan sejarah iklim hingga masa 700.000 tahun lalu.

Tahun ini, tim geolog dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Brown University akan melanjutkan kembali membuka buku sejarah yang tertutup tersebut dan mengungkap iklim purba nusantara.

Danau Towuti | Jalan2.com

Tim sebelumnya telah mengebor sedimen Danau Towuti pada periode 2007 - 2013. Pengeboran yang dilakukan hingga kedalaman 12 meter, kata Satria, berhasil menemukan sejumlah fakta menarik.

"Antara 16.000 - 33.000 ribu tahun lalu, danau itu ternyata dikelilingi olehgrassland, tetapi jauh sebelum itu dan juga pada saat ini, danau ternyata dikelilingi oleh hutan hujan," ungkapnya. Fakta itu menunjukkan adanya perubahan iklim pada masa lalu.

Danau Towuti | Kaskus.com


Geolog juga menemukan lapisan abu vulkanik. Itu memberi petunjuk adanya letusan gunung masa lalu. "Dengan lapisan yang cukup tebal, ada dua kemungkinan, yang terjadi mungkinmega eruptionatau gunungnya ada di dekat danau," tuturnya.

Dengan pengeboran hingga kedalaman sedimen 12 meter, tim memerkirakan telah berhasil mengungkap yang terjadi sepanjang 60.000 tahun. "Kalau kita bisa lebih dalam lagi, akan lebih banyak yang terungkap," ucap Satria.

Pengeboran tahun ini akan dimulai minggu ketiga April. Selain mempelajari iklim, target penelitian kali ini adalah mengungkap umur danau. Towuti diduga berusia jauh lebih tua dari Toba di Sumatera.

Satria mengatakan, penelitian juga akan berguna dari sisi kebencanaan. Dari pengeboran, bisa diketahui sejarah bencana geologi di masa lalu.

Kompas.com
Gambar utama : kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini