Tak hanya menyiapkan berbagai fasilitas dan acara untuk wisatawan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara telah menyiapkan sebuah tradisi budaya. Mereka akan menyuguhkan tradisi dolo-dolo kepada para wisatawan mancanegara saat Gerhana Matahari Total (GMT) berlangsung.
Dolo-dolo merupakan sebuah tradisi budaya yang biasa dilakukan ketika terjadi gerhana matahari atau gerhana bulan. Masyarakat Tidore akan memukul kentongan yang terbuat dari bambu secara bersamaan di seluruh wilayah kampung.
Mereka percaya, ketika gerhana matahari atau bulan tiba, ada raksasa besar yang menelan matahari atau bulan tersebut. Pemukulan kentongan bertujuan untuk mengusir raksasa tersebut.
"Kita menyuguhkan dolo-dolo itu bukan karena masih adanya kepercayaan masyarakat zaman dulu terkait terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan, tapi lebih pada memperkenalkan tradisi zaman dulu masyarakat di daerah ini kepada para wisman," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan, Asrul Sani Soleman.
Untuk melancarkan digelarnya tradisi dolo-dolo, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah berkoordinasi dengan beberapa instansi terkait pelaksanaan acara tersebut. Salah satunya dengan Dinas Pendidikan yang diminta untuk menginstruksikan kepada seluruh sekolah membunyikan dolo-dolo saat terjadi gerhana matahari total.
Selain dolo-dolo, masyarakat Tidore juga akan menggelar salat gerhana di setiap masjid. Para wisawatan bisa berkunjung ke Masjid Kesultanan Tidore yang berada di sekitar tempat menyaksikan gerhana.
Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah yang bisa menyaksikan GMT di Tidore berada di Kota Soasiu. GMT di sana akan berlangsung selama 3 menit 1,3 detik.
ANTARA
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News