Hari yang Istimewa di Ternate. Benar-benar istimewa.

Hari yang Istimewa di Ternate. Benar-benar istimewa.
info gambar utama

Saya sudah cukup sering ke Ternate. Namun perjalanan saya ke pulau vulkanis yang menyimpan begitu banyak sejarah bangsa kali ini cukup istimewa, karena bertepatan dengan persiapan Ternate menyambut even yang terjadi 350 tahun sekali, yakni gerhana matahari total. Istimewa, karena selama perjalanan udara saya dari Manado ke Ternate tadi siang, hampir separuhnya adalah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Ternate (dan Tidore) untuk menjadi saksi peristiwa langka tersebut. Saya sempat berbicara singkat dengan satu turis dari Polandia yang berusia cukup senior, dan beliau mengatakan bahwa ini akan menjadi pengalaman pertamanya melihat gerhana matahari total di wilayah tropis.

Bangkok Air, jauh-jauh dari Bangkok, membawa sang putri | foto Akhyari Hananto

Istimewa juga karena ketika saya mendarat di Bandara Sultan Babullah di Ternate, saya melihat ada pesawat Bangkok Air (maskapai yang tidak mempunyai rute terbang ke Indonesia) sedang parkir di bandara tersebut. Ternyata pesawat tersebut adalah pesawat yang membawa rombongan putri raja Thailand, yakni Putri Maha Chakri Sirindhorn. Istimewa, karena ketika saya meninggalkan bandara dan menuju kota, saya melihat begitu banyak turis-turis mancanegara berjalan kaki sambil berfoto-foto, berinteraksi dengan warga sekitar yang mengajak berfoto bersama, mengunjungi pasar tradisional, dan berbelanja di mini mart. Saya sudah 7 kali ke Ternate, dan baru kali saya melihat pemandangan seperti itu.

Kapal Pesiar Le Soleal yang bersandar di Ternate | foto Akhyari Hananto

Istimewa, karena di kejauhan, saya melihat sebuah kapal pesiar besar sedang bersandar di pelabuhan Ternate. Kapal mewah "Le Soleal" berbendera Prancis, yang membawa 500-an orang dari luar negeri (kebanyakan Eropa), yang mungkin sedang geleng-geleng kepala menikmati untaian pulau-pulau dan gunung-gunung yang bagaikan kalung mutiara yang terlepas..yang terpisahkan lautan biru.

Pada awal tahun 1570, Ternate kedatangan 'tamu' dalam jumlah besar, dari mancanegara yang tak diundang, yakni para pelaut dan penjajah Portugis. Para penjajah ini diusir selamanya dari tanah Ternate 5 tahun kemudian lewat perjuangan rakyat yang dipimpin Sultan Ternate saat itu, yakni Sultan Babullah. Pada tahun 1944, Jenderal McArthur yang memimpin sekutu melawan Jepang sedang bersiap memukul mundur Jepang dari pulau-pulau di Maluku Utara . Waktu itu, Ternate juga kedatangan tamu dari luar...dalam jumlah besar.

Mungkin, tahun 2016 ini adalah tahun pertama sejak 1944 saat begitu banyak wisatawan luar negeri yang berkunjung ke pulau vulkanis yang indah ini.

Benar-benar hari yang istimewa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini