Ternate adalah pulau rempah. Buah pala dan biji cengkeh yang dihasilkan di pulau ini membuat negara-negara barat menjelajahi samudera selama berbulan-bulan untuk mencari dan menguasai pulau ini, 500 tahun lalu.
Kini, ribuan warga asing juga tumpah ruah ke pulau vulkanis seluas 46 km2 yang 'dipaku' oleh Gunung Gamalama ini. Kali ini tentu saja bukan untuk rempah-rempahnya, namun untuk menikmati fenomena bersejarah, gerhana Matahari Total pertama di negeri tropis ini. Menjadi saksi kejadian langka di satu-satunya negara yang bisa melihat GMT dari daratan.
Saya sendiri memilih Ternate karena kondisi geografisnya yang sungguh menggoda untuk melihat fenomena gerhana. Lautan di sekilingnya, yang dihiasi pulau-pulau yang bergunung dan bukit-bukit kecil yang 'menyembul' dari lautan, juga gunung Gamalama yang menjulang 1715 mdpl yang melatarbelakangi kota.
Sejak pagi, antrian mengular terutama di pesisir timur pulau ini. Masyarakat dan wisatawan berbaur berjejer rapi di sepanjang pantai Taman Nukila. Kira-kira pukul 8.35 WIT, 'prosesi' gerhana berlangsung, dan langit yang cerah membuat sinar matahari tercermin indah di laut pagi ini. Laut Ternate bergelimang cahaya. Dan Ternate dan sekitarnya menjadi gelap 99% pada pukul 9.52 WIT.
Suara sirene dari kapal-kapal yang bersandar di sekitar pelabuhan, juga alunan takbir dari masjid raya Al Munawwar Ternate, ditambah lagi riuh sorak sorai puluhan ribu orang.
Harmoni yang indah. Alam juga akhirnya yang menyatukan hati-hati kita.
Berikut adalah foto-foto yang diambil selama GMT di Ternate (by Akhyari Hananto)
Gambar utama : TheJakartaPost.com
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News