Balon Wi-Fi Pertama di Indonesia, Siap Jangkau Hingga Pelosok Negeri

Balon Wi-Fi Pertama di Indonesia, Siap Jangkau Hingga Pelosok Negeri
info gambar utama

Karya anak bangsa kembali lahir, Helion namanya, yang merupakan jawaban atas beberapa permasalahan yang dihadapi di Indonesia.


Saat ini baru sekitar 29% penduduk Indonesia yang terhubung dengan internet, hal ini didasari oleh banyak faktor misalnya luasnya wilayah Indonesia, banyaknya pulau-pulau terpencil dan terluar serta sebagian besar dari penduduk Indonesia sendiri yang tinggal di daerah pedesaan. Selain itu adanya kesulitan untuk menjangkau koneksi internet pada suatu acara yang bersifat sementara digelar seperti konser dan kegiatan lainnya.


Permasalahan terebut direspon oleh INSITEK, sebuah startup lokal asal ITB yang dipimpin oleh Hagorly M. Hutasuhut yang menghadirkan Helion untuk mengatasi kesenjangan ini.


Helion adalah sebuah balon, namun tidak seperti balon kebanyakan yang ada, balon ini dilengkapi dengan router wifi yang mampu terbang dan dapat dikendalikan dari jarak jauh, uniknya karena dapat di kendalikan secara remote inilah sehingga bisa dipantau pergerakannya dan dapat digeser ke wilayah lainnya.


Helion sendiri dapat terbang dengan ketinggian 50 meter di atas permukaan laut. Secara teori, kata Hagorly, akses internet yang disebarkan balon WiFi ini bisa mencapai satu hingga empt kilometer persegi.


Sekilas Helion ini mirip dengan project loon milik Google, sama-sama menggunakan media balon dan menerapkan BTS terbang, namun kelebihan helion sendiri adalah bisa independent, dia bisa mengoperasikan sendiri. Helion didesain sedemikian rupa untuk dapat terbang dan mencapai area yang tidak terhubung menggunakan vsat dan serat optik sebagai backhaul agar dapat membagi koneksi via WiFi dalam cakupan yang luas tanpa khawatir mengalami penurunan kualitas sinyal.


Helion ini dapat digunakan bagi para pendaki gunung, penjelajah hutan dan penonton konser yang biasanya mengalami keterbatasan untuk berbagi di Internet, karena biasanya ditempat-tempat tersebut sinyal dan koneksi cepat berubah menjadi buruk bahkan tidak terdeteksi sama sekali.


Selain itu dengan Helion, kita bisa memantau kondisi pertanian, perikanan dan mengetahui pelanggar batas wilayah Indonesia. Termasuk mengetahui daerah rawan bencana karena fitur pencitraan Helion layaknya satelit jarak dekat.


"Kita sudah rancang agar balon ini tahan sampai kecepatan angin beauford 7. Perangkat elektronik juga kita desain terstruktur agar terproteksi ketika hujan," ungkapnya mengingat kondisi cuaca saat ini. 


Dengan adanya helion, diharapkan masyarakat kita bisa mengakses Internet dimanapun. Akses ke jaringan Internet akan diberikan pengembang melalui jalur udara, sehingga tidak bergantung secara menyeluruh di darat.

Seperti dikutip dari DetikInet Hargorly mengungkapkan selain berfungsi helion juga dapat digunakan sebagai media periklanan saat diterbangkan atau melakukan pemetaan untuk kebutuhan ketahanan nasional.


Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, menjelaskan perbedaan antara Project Loon dengan Helion.


“Jadi, saya sampaikan bedanya antara Google Loon sama Helion, kalau Loon itu kan BTS yang dibawa ke atas dan Helion itu routers semacam WiFi yang bisa mengoperasikan sendiri,” ujar Rudiantara.


Seperti yang telah ditulis sebelumnya Helion merupakan balon buatan startup asal INSITEK Bandung yang dipimpin Hagorly M. Hutasuhut yang dilengkapi dengan router wifi yang mampu terbang dan dapat dikendalikan dari jarak jauh. Helion akan menjadi tandingan Google Project Loon dalam menghadirkan layanan akses Internet di Tanah Air.

 




Sumber : www.teknopedia.asia 

www.harianjogja.com 

inet.detik.com 


Sumber Gambar : inet.detik.com 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini