Mahasiswa UGM Berhasil Olah Biji Durian Menjadi Plastik Ramah Lingkungan

Mahasiswa UGM Berhasil Olah Biji Durian Menjadi Plastik Ramah Lingkungan
info gambar utama

Isu sampah plastik yang tidak ramah lingkungan terus menjadi perhatian. Inovasi-inovasi dibidang kimia untuk menciptakan plastik yang ramah lingkungan dan dapat terurai terus terjadi mengingat plastik masih dianggap menjadi bentuk paling praktis dan ekonomis untuk kebutuhan sehari-hari. Entah terinspirasi dengan musim durian belum lama ini atau tidak, namun terdapat lima mahasiswa dari Universitas Gajdah Mada (UGM) Yogyakarta yang berhasil mengembangkan bioplastik yang terbuat dari biji durian.

Kelima pengembang bioplastik biji durian itu adalah Andika Cahya Widyananda, Annisa Fakhriyah Rofi, Dyah Ayu Permatasari Tedjo Pradipto, Fajar Bayu Prakoso dan Adiyat. Mereka berasal dari Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM.


"Kami berupaya membuat plastik yang bersifat mudah terurai dengan memanfaatkan biji durian sebagai bahan pembuat plastik," kata Fajar di Yogyakarta seperti dikutip dari Antaranews.com

Menurutnya pengembangan bioplastik tersebut berawal dari keprihatinan terhadap penggunaan kantong plastik yang semakin meningkat dari waktu ke waktu dan di sisi lain fasilitas dan sistem pengelolaan sampah di Indonesia masih sangat kurang, sehingga banyak tumpukan sampah di berbagai tempat.


"Bahkan sebagian besar plastik yang digunakan masyarakat terbuat dari bahan yang sulit terurai, sehingga menimbulkan persoalan lingkungan," kata dia.

Dia mengatakan biji durian dipilih sebagai bahan untuk pembuatan plastik karena memiliki kandungan pati yang cukup tinggi. Sementara pati berfungsi sebagai pengisi pada campuran agar kerapatan bioplastik menjadi tinggi sehingga meningkatkan kekuatan batas tarik plastik.

"Kandungan pati biji durian termasuk tinggi dengan kadar hampir 50 persen dari beratnya. Lebih tinggi dari kandungan pati dalam singkong yang berkisar 20 persen," kata dia.

Menurut Fajar, dirinya dan rekan-rekannya mulai melakukan penelitian bioplastik biji durian itu sejak pertengahan tahun 2014 dibawah bimbingan dosen Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Prof. Rochmadi.

Langkah pertama dalam pembuatan bioplastik biji durian adalah dengan mengolah biji durian kedalam bentuk tepung. Biji durian direndam dalam air kapur selama 2-3 hari untuk menghilangkan getah dalam biji durian dan dijemur selama 1 hari. Setelah kering, biji durian yang keras dipisahkan dari pati yang berwarna putih kecoklatan di bagian dalamnya dan mengolahnya menjadi tepung menggunakan grinder.

"Tepung tersebut lalu kami saring dan di oven selama sekitar 30 menit untuk menghilangkan kadar airnya," kata dia.

Berikutnya, tepung yang dihasilkan dicampurkan dengan sejumlah bahan kimia tambahan, antara lain Low Density Polyethylene (LDPE), Maleic Anhydride (MA), lalu inisiator (Perbutyl D dan Perbutyl Z). Pati biji durian divariasikan dengan masing-masing bahan tersebut dalam berbagai variasi.

"Kami membuat 30 sampel untuk dicampurkan dan dicetak dengan menggunakan alat Laboplastomill dan Hot Press di LIPI Bandung," kata dia.

Dalam penelitian itu, mereka menggunakan sampel dengan berat 50 gram yang terdiri atas LDPE, pati biji durian, MAH, dan inisiator. Dari 50 gram sampel tersebut dapat diproduksi lembaran bioplastik sebanyak 3-4 lembar dengan ukuran tiap lembar 13x13 cm.

Biji durian tidak hanya memiliki kadar pati yang tinggi. Pemanfaatan biji durian sebagai bahan bioplastik juga dianggap akan menekan keberadaan limbah biji durian. Pasalnya, hingga kini belum banyak masyarakat yang memanfaatkan limbah biji durian ini dan hanya dibuang begitu saja.

"Dengan memanfaatkan limbah biji durian ini dapat menekan biaya produksi pembuatan bioplastik," pungkasnya.

Sumber : ANTARA
Sumber Gambar Featured : Hasan Soleh / Kompasiana.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini