Kapal Asli Pekalongan Ini Terbuat Dari Paralon

Kapal Asli Pekalongan Ini Terbuat Dari Paralon
info gambar utama

Siapa sangka paralon yang biasa digunakan sebagai pipa saluran air bisa dibuat menjadi sebuah kapal. Inovasi kapal yang diklaim sebagai kapal paralon pertama di Indonesia ini diproduksi oleh putra bangsa asal Pekalongan, Jawa Tengah, melalui PT Barokah Marine Pekalongan.

Bahkan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir, kagum saat melihat kapal paralon yang ia beri nama 'Baruna Fishitama' tersebut.
Kepada Nasir, kreator kapal paralon ini yang juga Direktur Utama PT Barokah Marine Pekalongan, Agus Triharsito, mengatakan, kapal ini berbahan dasar paralon, dengan panjang 17 meter, lebar 4,2 meter, dengan penggunaan 60 paralon. Peralon yang digunakan berdiameter 14 inchi dan 12 inchi. Lama pengerjaan satu unit kapal 2,5 bulan, dengan menggunakan mesin 70 PK yang berkapasitas tangkapan ikan maksimal 3,5 ton.

Seperti dilansir dari news.detik.com (19/3/2016), menurut Agus kapal buatannya itu juga ramah lingkungan karena hanya 10 persen bagiannya yang berbahan kayu."Selain lebih hemat BBM, kapal ini juga dapat meluncur di daerah dangkal sekali pun," kata Agus. Meskipun terbuat dari paralon, ketahanan kapal paralon ini dapat mencapai 50 tahun, bandingkan dengan kapal baja yang hanya sampai 25 tahun.

Selain itu bahan perbekalan kapal yang dibutuhkanpun hanya sekitar Rp 10 juta atau bahan bakar 500 liter sekali melaut. Berbeda dengan kapal lainnya bertipikal serupa yang perbekalannya mencapai Rp 20 juta dengan perbekalan bahan bakar 1 ton. Bahannya pun asli dari dalam negeri sehingga lebih murah bila dibandingkan dengan kapal berbahan kayu atau baja.
"Kita gunakan paralon buatan dalam negeri. Nilai ekonomis juga pada harganya, yakni 30 persen lebih murah bila dibandingkan dengan kayu atau baja," jelasnya.

Mendengar pemaparan itu, Nasir pun berharap agar kapal paralon ini dapat disertifikasi. Dia juga mendorong agar produksi dan riset pengembangan kapal ini dapat ditingkatkan, termasuk pembuatan mesin lokal.
"Ya, kalau bisa semuanya lokal, termasuk engine-nya,"jelas Nasir kepada wartawan. Dia mengatakan, saat ini merupakan era kompetisi. Indonesia harus terus meningkatkan nilai produknya agar bisa bersaing dengan negara lain. "Barang ini (kapal), bisa kita jual ke luar negeri," ujar Nasir optimistis.


Sumber : news.detik.com
Sumber Gambar :Robby Bernardi via detik.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini