Teliti Ragi dan Padi, Dua Perangkat Eksperimen Siswa Indonesia Terbang ke Antariksa

Teliti Ragi dan Padi, Dua Perangkat Eksperimen Siswa Indonesia Terbang ke Antariksa
info gambar utama

Kemarin (23/03) dua perangkat eksperimen siswa Indonesia diluncurkan ke antariksa dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat dengan Cygnus Cargo Freighter di atas roket Atlas 5 menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Eksperimen yang dibuat oleh oleh siswa-siswa SMA Unggul Del di Lagubotti, Samosir, Sumatera Utara tersebut ingin mengetahui pertumbuhan ragi di antariksa serta mengetahui apakah ada perbedaan dengan di muka bumi. (Baca juga: Hasil Penelitian Siswa SMA Unggul Del dari Indonesia Siap Diluncurkan NASA ke Luar Angkasa )

"Ini merupakan eksperimen pendahuluan sebelum meluncurkan eksperimen berikutnya untuk mempelajari how to grow tempe in space," kata JW Saputro yang memimpin proyek pelibatan siswa Indonesia dalam riset antariksa ini.

Eksperimen lain yang dikirim ke antariksa berasal dari tim siswa Jakarta dan Bandung. Eksperimen itu untuk mengetahui pertumbuhan padi di antariksa.

Setelah sampai ke antariksa, perangkat eksperimen akan dipindahkan ke Nanoracks, fasilitas penelitian milik United States National Lab di ISS.

Perangkat eksperimen yang dirancang oleh siswa-siswa Indonesia dilengkapi dengan kamera digital dan pengontrol mikro sehingga pertumbuhan padi dan ragi bisa diamati dari wilayah mana pun di bumi yang terhubung internet.

Beberapa hari setelah peluncuran ini, tim siswa akan mulai melakukan pengamatan dengan cara mengunduh foto-foto perkembangan eksperimen yang dikirim langsung dari ISS.

Dari hasil pengamatan tersebut siswa-siswi Indonesia akan mempresentasikan hasil penelitian di Annual Conference of the American Society for Gravitational and Space Research di Washington DC bulan November 2016.

Perangkat eksperimen dari siswa Indonesia diluncurkan bersama sejumlah perangkat canggih lainnya milik NASA, Badan Antariksa Kanada, Badan Antariksa Eropa (ESA), serta Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAEA).


Sumber : sains.kompas.com
Sumber Gambar : wikipedia.org

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini